Gempa Di Sumbar, Warga Di Kota Padang Panik, Berhamburan Keluar Rumah

- 17 November 2020, 09:57 WIB
Ilustarasi: warga berhamburan ke luar rumah saat gempa terjadi
Ilustarasi: warga berhamburan ke luar rumah saat gempa terjadi /

Kejadian gempat tersebut juga tersiar di akun twitter BMKG. Beberapa komentar pun mengomentari cuitan tersebut, akun twitter @A_kiLL mengaku gempa tersebut terasa sampai Bengkulu. Akun @CAndwifa menyebutkan sefokus apa aku kuliah sampe sampe yang bilang kenceng begitu di aku berasa.

Hingga berita ini diturunkan belum ada informasi terdampak gempa baik yang luka atau pun terjadinya kerusakan.

Gempa di Sumbar sendiri terbilang sering terjadi, BMKG Padang Panjang, Sumbar mencatat telah terjadi 17 kali kejadian gempa bumi di wilayah Sumbar pada 16 hingga 22 Oktober 2020.

Baca Juga: Surat Telegram Kapolri Terkait Penegakkan Hukum Terhadap Pelanggaran Protokol Kesehatan

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang, Mamuri saat dihubungi dari Padang, Jumat 23 Oktober 2020, mengatakan berdasarkan pantauan BMKG Padang Panjang, terdapat 17 kali kejadian gempa bumi di wilayah Sumbar sejak sepekan terakhir.

Gempa sangat kuat terjadi di Segmen Sipora-Pagai pada tahun 1833 dengan kekuatan hampir 9,0. Lalu, periode ulang 200 tahun gempa besar di segmen ini sudah terjadi pada 12 September 2007 dengan kekuatan 8,4, 13 September 2007 dua kali dengan kekuatan 7,9 dan 7,4 serta terakhir 25 Oktober 2010 7,4.

"Di segmen ini secara saintifik gempa besar akan terulang lagi 200 tahun berikutnya. Jadi, menurut saya, untuk segmen Sipora-Pagai ini dapat dikatakan aman," katanya.

Baca Juga: Wow, Ternyata Protokol Kesehatan Covid-19 Mampu Hidupkan Kembali Sektor Pariwisata

Ia menyebutkan dari 17 kali kejadian gempa bumi yang tercatat oleh BMKG stasiun geofisika Padang Panjang tersebut terdapat enam kali gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat, berpusat di Kepulauan Mentawai.

Terkait kenapa masih terjadinya beberapa kali gempa dengan kekuatan sampai di atas 5,0 di segmen ini ia menjelaskan dapat saja terjadi karena dorongan lempeng Indo-Australia dengan laju 6-7 centimeter per tahun yang sebagian energinya langsung keluar.***

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah