Baca Juga: LAYANGAN PUTUS Jadi Nomor Satu, Reza Rahadian Ungkap Karakter Jahatnya yang Beda
Sementara psikolog Dra. Elia Daryati juga menilai wajar terhadap fenomena adopsi boneka arwah, selama itu untuk healing (penyembuhan), untuk menyalurkan kasih sayang bagi pemiliknya.
“Ada security feeling di situ, itu wajar. Tapi asal jangan berlebihan,” kata Elia dalam pembicaraannya dengan DeskJabar, Jumat 7 Januari 2022.
Elia mengibaratkan seperti seseorang bermain tamagochi, mainan yang mesti dipelihara, diberi “makan”, dan bisa “mati”.
Boneka arwah maupun tamagochi itu dijadikan tempat penyaluran cinta tapi dengan tanggung jawab yang rendah.
Elia melihat fenomena spirit doll atau boneka arwah ini sebagai tren. “Ya mending mengurus boneka daripada clubbing,” katanya.
Bertentangan dengan tauhid
Sementara itu Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) M. Fuad Nasar menyatakan pengadopsian boneka arwah bertentangan dengan nilai tauhid dan menurunkan nilai kemanusiaan.
“Mempercayai adanya unsur kekuatan gaib pada benda bikinan manusia atau benda alam berarti menurunkan nilai kemuliaan manusia, karena bertentangan dengan nilai tauhid sebagai asas keimanan kepada Allah Yang Maha Esa,” kata Fuad Nasar, di laman Kemenag.go.id.