Alasan Kenapa Amalan Puasa Asyura 10 Muharram, Diawali Puasa Tasu'a 9 Muharram

18 Agustus 2021, 08:05 WIB
Melaksanakan Puasa Asyura pada 10 Muharram akan lebih afdhol jika sebelumnya lebih dulu menjalankan Puasa Tasu'a pada 9 Muharram. /BPKH/

 

 

DESKJABAR - Dari sekian hari di bulan Muharram, yang lebih baik adalah melaksanakan amalan Puasa Asyura, yaitu pada 10 Muharram atau Kamis 19 Agustus 2021.

Namun akan lebih afdhol dan lebih baik, jika sebelum melaksanakan amalan Puasa Asyura  10 Muharram lebih dulu menjalankan Puasa Tasu'a pada 9 Muharram atau 18 Agustus 2021.

Sebagian ulama mengatakan bahwa sebab Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melaksanakan amalan bepuasa pada tanggal 10 Muharram (Puasa Asyura) sekaligus 9 Muharram (Puasa Tasu'a), agar tidak tasyabbuh (menyerupai) orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.

Baca Juga: Amalan di Bulan Muharram Sesuai Sunnah, Diantaranya Puasa Pada 10 Muharram Hari Asyura

Baca Juga: Arti Makna, Hikmah dan Keistimewaan Puasa Tasua 9 Muharram dan Puasa Asyura 10 Muharram

Dalam hadits Ibnu Abbas juga terdapat isyarat mengenai hal ini. Ada juga yang mengatakan bahwa hal ini untuk kehati-hatian, siapa tahu salah dalam penentuan hari Asyura (tanggal 10 Muharram).

Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi menambah amalan puasa hari kesembilan agar tidak menyerupai puasa Yahudi adalah pendapat yang lebih kuat. Wallahu a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13).

Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bandung, Rabu 18 Agustus 2021/ 9 Muharram 1443 H dan Doa Sapujagat

Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bogor, Rabu 18 Agustus 2021/ 9 Muharram 1443 H dan Doa Sapujagat

Sebagaimana penjelasan dari Syaikh Ibrahim Ar Ruhaili, kita lebih baik amalan berpuasa dua hari sekaligus yaitu pada tanggal 9 Muharram Puasa Tasu'a dan 10 Muharram karena dalam melakukan Puasa Asyura ada dua tingkatan yaitu:

1. Tingkatan yang lebih sempurna adalah berpuasa pada 9 Muharram dan 10 Muharram sekaligus.

2. Tingkatan di bawahnya adalah berpuasa pada 10 Muharram saja. (Lihat Tajridul Ittiba’, hal. 128).

Baca Juga: Keutamaan Puasa Asyura pada 10 Muharram atau Kamis 19 Agustus 2021

Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, mufti Kerajaan Saudi Arabia di masa silam berkata, “Yang lebih afdhol adalah amalan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh dari bulan Muharram karena mengingat hadits (Ibnu ‘Abbas).

“Apabila aku masih diberi kehidupan tahun depan, aku akan berpuasa pada hari kesembilan.” Jika ada yang berpuasa pada hari kesepuluh dan kesebelas atau berpuasa tiga hari sekaligus (9, 10 dan 11) maka itu semua baik. Semua ini dengan maksud untuk menyelisihi Yahudi.”

Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Cirebon, Rabu 18 Agustus 2021/ 9 Muharram 1443 H dan Doa Sapujagat

Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan amalan Puasa Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,

“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.”

Baca Juga: Apriyani Rahayu, Biodata dan Agama, Berkah dari Allah Meraih Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Lantas beliau mengatakan, “Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.”

Ibnu Abbas mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).

Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan selainnya mengatakan bahwa dianjurkan (disunnahkan) amalan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus, karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan. (Lihat Syarh Muslim, 8: 12-13).

Baca Juga: Jadwal Sholat untuk Wilayah Bekasi, Rabu 18 Agustus 2021/ 9 Muharram 1443 H dan Doa Sapujagat

Ibnu Rajab mengatakan, Di antara ulama yang menganjurkan amalan berpuasa pada tanggal 9 Muharram dan 10 Muharram sekaligus adalah Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad, dan Ishaq.

Adapun Imam Abu Hanifah menganggap makruh jika seseorang hanya melakukan amalan berpuasa pada hari kesepuluh saja.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 99).***

 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Rumasyho.com

Tags

Terkini

Terpopuler