"Sayang sekali pertandingan harus diputuskan melalui adu penalti dengan cara yang paling kejam," kata Sergio Busquets yang gagal dalam mengeksekui tendangan penalti.
"Ini sulit, sangat sulit bagi kami. Kami mencoba melemahkan, melelahkan mereka dan mencari ruang. Kami kurang beruntung dalam penyelesaian akhir," ucapnya.
Kalah dalam drama adu penalti juga pernah dirasakan Spanyol saat disingkirkan oleh Italia di semifinal Piala Eropa 2020.
Sementara itu kiper Spanyol Unai Simon mengatakan timnya bermain lebih unggul dibandingkan Maroko, tetapi itu tidak berarti karena Spanyol tidak bisa mencetak gol selama 120 menit.
"Dalam adu penalti mereka unggul dan itulah yang membawa mereka ke perempat final," ujar kiper Simon yang hanya bisa menahan satu tendangan penalti pemain Maroko.
"Kami melihat ada kejutan sepanjang Piala Dunia. Kami tidak mampu mengatasinya dan kami tidak berharap tersingkir melawan Maroko, tetapi itu kenyataannya dan sekarang kami harus pulang," kata kiper tim Athletic Bilbao ini.
Sementara itu pelatih Spanyol Luis Enrique mengatakan dirinya tetap ingin menjadi pelatih tim nasional Spanyol meski timnya disingkirkan Maroko.
"Bila terserah saya, maka saya akan terus bertahan sepanjang hidup saya, tetapi bukan itu masalahnya," ucap mantan pelatih Barcelona itu.
"Saya harus berpikir dengan tenang apa yang terbaik untuk saya dan untuk tim nasional. Semua situasi akan berpengaruh," katanya seperti dikutip dari AntaraNews.