DESKJABAR – Berbeda dengan turnamen bulutangkis perorangan, turnamen bulutangkis beregu, khususnya di ajan Piala Thomas, pertandingan yang mempertemukan Indonesia dengan Malaysia jadi ajang bergengsi di antara dua musuh bebuyutan.
Iklim penonton cukup mencekam hampir di setiap pertandingan Piala Thomas yang mempertemukan tim Indonesia menghadapi Malaysia. Dan Jumat 15 Oktober malam WIB, kedua musuh bebuyutan itu akan kembali di babak perempatfinal Piala Thomas 2020.
Tim Indonesia bisa menjadikan tragedi Scheele di Istora Senayan pada tahun 1967, sebagai motivasi untuk mengalahkan tim Malaysia pada babak perempatfinal Piala Thomas 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.
Dalam sejarah penyelenggaraan Piala Thomas, hanya sekali partai final diputuskan oleh peristiwa di luar lapangan, gara-gara keputusan kontroversi yang dilakukan wasit kehormatan IBF, Herbert Scheele.
Kejadian itu berlangsung saat partai final Piala Thomas 1967 pada bulan Juni di Istora Senayan Jakarta yan mempertemukan tim Indonesia dengan tim tangguh Malaysia, pemegang Piala Thomas 3 kali berturut-turut sebelumnya.
Saat itu atmosfir penonton yang memadatani Istora Senayan sangat menegangkan.
Berbeda dengan sistem pertandingan seperti saat ini, ketika itu sistem pertandingan masih menggunakan system interzone dan challenge round. Ketika itu pertandingan sebanyak 9 partai yakni 5 partai tunggal dan 4 partai ganda, yang dimainkan dalam dua hari.