Gara-Gara Luis Suarez, Pejabat Universitas Perugia Diskosing. Ini yang Telah Dilakukannya

- 4 Desember 2020, 21:00 WIB
Kondisi terkini penyerang Atletico Madrid Luis Suarez membawa angin segar untuk melanjutkan tren positif di La Liga.
Kondisi terkini penyerang Atletico Madrid Luis Suarez membawa angin segar untuk melanjutkan tren positif di La Liga. /Instagram.com/@luissuarez9/

DESKJABAR – Empat pejabat di Universitas Perugia dijatuhi skorsing delapan bulan oleh Kantor Kejaksaan Perugia. Hukuman ini dijatuhi atas dugaan ketidakberesan dalam tes kewarganegaraan Luis Suarez untuk kepindahannya ke Juventus awal tahun ini.

Striker Uruguay itu mengambil tes bahasa Italia 'B1' pada bulan September untuk mendapatkan izin tinggal di Italia agar bisa bergabung dengan Juventus.

Hal ini berarti Juventus tidak memiliki terlalu banyak pemain non Uni Eropa dalam skuad mereka. Tetapi, mantan pemain Barcelona yang kini berusia 33 tahun itu, dituduh melakukan kecurangan dalam ujian tersebut.

Baca Juga: 15 Hakim Dan Panitera PN Bandung Terpapar Covid-19, Wakil Gubernur Ucapkan Ini!

Luis Suarez mengikuti tes di Universitas Perugia dan terungkap pada hari Jumat, 4 Desember 2020 bahwa Rektor lembaga Giuliana Grego, kepala eksekutif Simone Olivieri, profesor pembimbing Suarez, Stefania Spina, dan sesama tutor Lorenzo Rocca telah diskors selama delapan bulan di tengah penyelidikan yang sedang berlangsung.

Kantor Kejaksaan Perugia juga mengklaim bahwa Juventus terlibat, bahkan di tingkat kelembagaan, untuk mempercepat identifikasi tes kewarganegaraan Luis Suarez.

Kantor Kejaksaan Perugia menyatakan bahwa penyelidikan atas skandal tersebut masih berlangsung, tetapi mereka sedang mencari kemungkinan keterlibatan lain dari luar universitas, termasuk juara Serie A, Juventus.

Baca Juga: Ada Spanduk Dukungan Buat Mesut Ozil di Laga Arsenal vs Rapid Vienna

Sebuah pernyataan dari Kantor Kejaksaan Perugia menyatakan bahwa skorsing tersebut, terkait dengan pelanggaran pengungkapan kerahasiaan profesional yang bertujuan untuk keuntungan yang tidak semestinya dan berbagai kebohongan ideologis dalam tindakan publik.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x