DESKJABAR – Pelatih Maroko, Walid Reragui menginginkan timnya seolah "membidik langit" dan mencoba memenangkan Piala Dunia 2022.
Mereka sekarang dapat mulai benar-benar mewujudkan mimpi besarnya, setelah kisah di Qatar terukir dengan kemenangan 1-0 atas Portugal di perempat final pada hari Sabtu.
Portugal tampil tanpa striker bintang dan kapten Cristiano Ronaldo pada awalnya.
Padahal mereka ingin melanjutkan setelah kemenangan 6-1 atas Swiss di babak 16 besar.
Baca Juga: PREDIKSI JUARA Piala Dunia 2022, Adu Kuat Peramal Brazil dan Indonesia: SIAPA JADI KENYATAAN?
Peluang pertama mereka di Stadion Al Thumama datang pada menit kelima ketika Joao Felix bangkit di area penalti Maroko dan menuju ke kanan, tapi kiper Yassine Bounou berusaha menyelamatkan gawangnya.
Dengan para suporter Maroko mencemooh setiap kali pemain Portugal menguasai bola, Maroko tampil energik dan menyerang di setiap kesempatan, bahkan ketika lawan mendikte permainan.
Portugal kemudian memiliki peluang bagus lainnya ketika Felix menyerang dari tepi kotak tetapi dia melakukan tendangan sudut.
Penyerang Atletico Madrid berusia 23 tahun itu menyia-nyiakan kesempatan lain ketika tembakan first time-nya melambung di atas mistar.
Maroko akhirnya memecah kebuntuan pada menit ke-42 ketika umpan silang Yahya Attiat-Allah disambut oleh Youssef En-Nesyr, yang melompat begitu tinggi hingga membuat kiper Portugal Diogo Costa tak berdaya.
Seperti dilansir DeskJabar.com dari straitstimes.com, Ronaldo yang menonton di bangku cadangan, kelihatan tanpa ekspresi.
Baca Juga: Resep Soto Bangkong, Cara Membuat, di Bandung Disebut Soto Semarang, Ternyata Mudah
Pemain Portugal sempat geram karena ketika Bruno Fernandes dijatuhkan di dalam kotak penalti Maroko, namun wasit tak memberikan penalti.
Maroko mulai menyerang di babak kedua, dengan Jawad El Yamiq mengirim bola melebar tipis dari gawang.
Pada menit ke 51, tim Portugal mulai memasukan Ronaldo dan Goncalo Ramos atas perintah wasit Fernando Santos.
Maroko berusaha menahan semua tekanan Portugal. Saat itu, Walid Cheddira menerima kartu kuning keduanya di menit-menit terakhir, tapi ketangguhan mereka terbayar pada akhirnya.
Maroko kini menempatkan dirinya pada peringkat 22 dunia, setelah sempat mengalahkan peringkat tinggi Belgia dan Spanyol.
Sebelumnya, ratusan penggemar Maroko terbang ke Doha dan bergabung dengan kontingen besar yang sudah ada di Qatar, tempat banyak orang Maroko tinggal dan bekerja.
Fans mengantri untuk akses stadion beberapa jam sebelum pertandingan.
Maroko didukung oleh para penggemar dari Irak hingga Aljazair, yang mendukung kemajuan mereka ke babak sistem gugur, pada Piala Dunia 2023 Qatar dan yang pertama kali diadakan di negara Arab.
Mereka melaju ke babak delapan besar dan kini menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal.
Reragui ingin para pemainnya bermimpi memenangkan Piala Dunia 2023. Karena penampilan hari Sabtu itu mungkin bukan lagi hanya mimpi karena mereka maju untuk menghadapi Inggris atau Prancis.***