DESKJABAR - Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong sangat bersyukur tidak paham bahasa Indonesia.
Itu dikemukakan pelatih asal Korea Selatan itu di hadapan Deddy Corbuzier dalam podcast di kanal Youtube Deddy Corbuzier, Selasa 11 Januari 2022.
Shin Tae Yong yang kini berumur 51 tahun mengaku senang dengan Indonesia beserta penduduknya. Meskipun begitu, walau ia sudah melatih Timnas Indonesia sejak 2019, Shin Tae Yong belum paham bahasa Indonesia.
Baca Juga: Waspada, Inilah 3 Jenis Mimpi Pertanda (Ciri) Anda Terkena Pelet Ganas
Kendati tak bisa berbahasa Indonesia, dia suka makanan nusantara, misalnya saja sate kambing.
Sambil melahap sate kambing yang disuguhkan Deddy Corbuzier, Shin Tae Yong bercerita bahwa kosa kata bahasa Indonesia dirinya sangat terbatas.
Itu memancing Deddy berkelakar, “Kalau gue ngomong jelek dia gak tahu kan,” kata Deddy kepada penerjemah Shin Tae Yong, yang dibalas dengan anggukan sang pelatih.
Baca Juga: Cara Menerka Orang yang Mempunyai Khodam Pendamping, Lihatlah 5 Ciri-ciri Ini
Shin Tae yong lalu menyebutkan kosa kata bahasa Indonesia yang ia pahami. “Cepat-cepat, bagus, anjing,” katanya sambil melepas tawa.
Di bawah judul ‘Shin Tae Yong - Exclusive di Closethedoor-Deddy Corbuzier Podcast’ ini Shin Tae Yong mengaku suka dengan Indonesia. “Karena orang Indonesia ramah-ramah,” katanya.
Ia juga menyebut senang sekali disambut dengan baik oleh orang Indonesia.
Baca Juga: Inilah 14 Nama Islami untuk Bayi Perempuan, Apakah Bunda Sudah Punya ?
“Iya orang Indonesia ramah-ramah kecuali di Twitter,” kata Deddy.
Makanya, Shin Tae Yong bersyukur tak paham bahasa Indonesia jadi tidak tahu apa yang mereka katakan di media sosial seperti Twitter.
Pilih Indonesia ketimbang Cina
Tatkala Deddy menanyakan kenapa ia memilih menjadi Timnas Indonesia, ini jawaban Shin Tae Yong.
Baca Juga: Inilah Misteri 3 Gunung Keramat Petilasan Prabu Siliwangi, Salah Satunya Gunung Salak
Baca Juga: Inilah Ciri-ciri Rumah Hasil dari Pesugihan, Salah Satunya Ada Penampakan Ini
Dia mengakui sebelum ada tawaran dari Indonesia, ia ditawari juga oleh Cina. Namun ia menolaknya meskipun jumlah uang yang dijanjikan jauh lebih besar dari yang Indonesia tawarkan.
Salah satu alasannya memilih Timnas Indonesia, karena ia melihat potensi pemain Indonesia. Dia melihat ada masa depan di sana, jika melatih Timnas Indonesia.
Lagipula, sambungnya, yang menawari di Cina adalah klub profesional sedangkan di Indonesia tawaran datang dari tim nasionalnya.***