Anas Urbaningrum Sebut Partai Baru, Bantah Dinastik Politik, PKN Berikan Pembekalan Caleg

- 13 November 2023, 20:31 WIB
Ketua Umum PKN, Anas Urbaningrum (ketiga dari kiri) didampingi penguru partai salah satunya Farhat Abbas (pertama dari kanan) di sela sela pembekalan para caleg di PKN
Ketua Umum PKN, Anas Urbaningrum (ketiga dari kiri) didampingi penguru partai salah satunya Farhat Abbas (pertama dari kanan) di sela sela pembekalan para caleg di PKN /Budi S Ombik/Deskjabar.com/

DESKJABAR - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum mengatakan nilai nilai dasar dalam membangun partai baru adalah menghindari dinasti politik.

Menurutnya, dinasti politik yang sedang bergejolak saat ini tidak ada kaitannya partai baru yang ia pimpin. Dan tidak ditujukan pada golongan tertentu, akan tetapi menjadi dasar dalam membangun partai baru.

Partai baru, kata Anas Urbaningrum, yaitu PKN untuk membangun tradisi baru, nilai nilai demokrasi baru dan tidak kembali pada cara cara yang lama.

Baca Juga: Konferensi Internasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) Kembali Digelar

"Jadi penegasan nilai nilai politik mesti jadi pegangan untuk para kader PKN. Kami tidak menyinggung atau mengurus pihak lain. Ngurus internal PKN saja masih kekurangan energi," kata Anas di Hotel Grand Asrilia Bandung, 13 November 2023.

Hal itu ditandaskannya saat digelar acara pembekalan caleg DPR RI, DPRD Provinsi se-Jawa Barat dan DPRD Kota Bandung-Kota Cimahi. Disebutkan, bahwa pihaknya memberi penegasan partai baru harus memiliki nilai baru.

Hingga perspektif baru dan kesadaran politik baru. Diakui, dinamika yang terjadi saat ini dalam politik itu adalah hal lumrah. Yang penting, kata Anas, pemilu jangan sampai hanya bermakna pada perebutan suara dan perolehan kursi saja.

"Tetapi pemilu itu mesti bermakna untuk makin mendewasakan dan meningkatkan derajat demokrasi kita," tandasnya.

Baca Juga: Ketua NU Kota Tasikmalaya, Dudu Rohman, Masalah Palestina Tidak Bisa Jauh Dari Bangsa Indonesia

Jadi, ucapnya lagi,  pemilu harus melahirkan kesadaran kesadaran politik demokrasi yang sejati. Jelasnya pemilu ukurannya bukan hanya suara dan kursi. Tapi, tiap tahapan pemilu harus ada peningkatan derajat demokrasi kita.

"Kalau tidak demokrasinya tidak naik pangkat, yaitu demokrasi prosedural terus. Tidak demokrasi yang substansial dan demokrasi produktif," ucap Anas.

Yang dimaksud demokrasi produktif adalah, tambahnya, adalah demokrasi yang dinikmati oleh rakyat, kemakmuran yang berkeadilan. Maka itulah demokrasi substantif dan produktif.

"Dan kita harus menuju ke sana," tandasnya.*** 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x