Adapun perbedaan mencolok tersebut adalah di proyek Tol Gilimanuk-Mengwi Bali, masalah financial close muncul saat proyek sudah dilakukan pengerjaan fisik atau kontruksi, sehingga proyek yang sudah dimulai September 2022 akhirnya terhenti di tengah jalan.
Proyek yang pembangunannya ditangani BUJT Jagat Kerthy Bali dalam pembangunannya akan melewati 3 kabupaten, 13 kecamatan, dan 58 desa. Dalam pembangunannya terdiri dari 3 seksi yakni Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 52,45 Km, Seksi 2 Pekutatan-Soka sepanjang 22,55 Km, dan Seksi 3 Soka-Mengwi sepanjang 21,18 Km.
Menurut Danang Parikesit, pyoyek terhenti saat pengerjaan kontruksi baru selesai dari Seksi 2 sebesar 18,7 persen.Ssedangkan untuk seksi 1 dan 3 masih belum dimulai pembangunannya. Padahal target penyelesaian konstruksinya pada 2024.
Sementara itu, masalah financial close di proyek Tol Getaci muncul pada tahapan belum dimulainya pembangunan fisik atau kontruksi. Masalah tersebut muncul saat masih dalam tahap pembebasan lahan.
Pejabat Pembuat Komitmen Pengadaan Tanah Jalan Tol Getaci, Ade Sudrajat mengemukakan bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan proyek ini sebenarnya sudah berproses sejak tahun 2020. Bahkan Penlok untuk Seksi 1 sudah dikeluarkan Gubernur Jabar pada tahun 2022.
Seperti diketahui, Tol Getaci terdiri dari 4 seksi yakni Seksi 1 Junction Gedebage – Garut Utara (45,20 km), Seksi 2 Garut Utara - Tasikmalaya (50,32 km), Seksi 3 Tasikmalaya – Patimuan (76,78 km), dan Seksi 4 Patimuan – Cilacap (34,35 km).
Pembangunan jalan tol dengan nilai investasi Rp56 triliun ini akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama Gedebage – Tasikmalaya rencananya akan mulai dibangun pada tahun 2022 dan selesai di tahun 2024. Sementara untuk tahap kedua yakni Tasikmalaya – Cilacap konstruksinya dimulai pada 2027 dan selesai di 2029.***