Survei CPCS: Hanya 25 Persen Publik yang Merasa Tidak Puas dengan Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf  

- 22 Maret 2021, 21:01 WIB
 Survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) terkait tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Survei yang dilakukan oleh Center for Political Communication Studies (CPCS) terkait tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. /ANTARA/HO-Survei CPCS/

Bagi masyarakat, lanjut Okta, pandemi merupakan fenomena global yang tidak hanya dirasakan di Indonesia.

"Tiap-tiap negara harus mencari jalan keluar yang paling tepat, terkait dengan sumber daya yang tersedia dan risiko-risiko yang dapat ditimbulkan," katanya.

Pada awal pandemi, sebagian kalangan menyerukan pemerintah untuk mengambil langkah ekstrem berupa "lockdown" atau karantina wilayah.

Namun, kata dia, Presiden Jokowi memutuskan opsi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), mengingat beratnya pukulan terhadap sektor-sektor ekonomi jika pemerintah memberlakukan lockdown.

Baca Juga: HUMOR SUEB: Warung Tegal

Tanpa lockdown sekalipun, perekonomian terjun bebas hingga berujung pada resesi. Sementara itu kurva terus naik hingga menembus 1 juta kasus konfirmasi positif Covid-19.

"Angka ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf sebesar 25,4 persen. Ini mewakili masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi dan kritik terhadap penanganan pandemi di sektor kesehatan," kata Okta.

Sisanya, tambah dia, masih ada yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab 3,9 persen.

Dia menambahkan, publik masih melihat bagaimana upaya vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah untuk menekan laju penyebaran virus.

"Begitu pula dengan langkah-langkah pemulihan ekonomi agar pertumbuhan bisa kembali ke era sebelum pandemi," tutur Okta.***

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah