DAMPAK Polusi Parah di Kota Jakarta Dahsyat, Ada Ribuan Kematian dan Kerugian Ekonomi Capai Rp 21,5 Triliun

21 Agustus 2023, 13:58 WIB
Polusi Jakarta yang parah telah memunculkan dampak dahsyat yakni ribuan kasus kematian dan kerugian ekonomi yang mencapai trilunan rupiah /Instagram @greenpeaceid/

DESKJABAR – Polusi udara yang cukup parah di Kota Jakarta pada hari-hari belajangan ini menjadi pusat perhatian. Apalagi, kualitas udara di Ibu Kota Indonesia itu, tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan tetapi juga menimbulkan ribuan kasus kematian dan kerugian ekonomi.

Pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke IKN di Kalimantan Timur bukan solusi untuk menjawab dampak dahyat akibt polusi parah yang terjadi di udara Kota Jakarta. Adanya ribuan kasus kematian dan krugian ekonomi yang mencapai Rp 21,5 triliun adalah dampak yang tidak  bisa dibiarkan begitu saja.

Baca Juga: POLUSI Jakarta No 8 Terparah di Dunia, Kota di Indonesia Ini Jauh Lebih Parah, Lalu Dimana Posisi Bandung?

Harus ada tindakan tegas dan nyata tak sebatas hanya menerapkan kebijakan worl from home (WFH) seperti yang saat ini mulai digelorakan di Kota Jakarta.

Dalam postingan melalui akun Instagram resminya @greenpeaceid, Greenpeace menulis bahwa polusi udara di Kota Jakarta adalah masalah besar, tapi bukan berarti dengan memindahkan Ibukota ke IKN terus masalah ini lantas selesai begitu saja.

“Butuh kerja sama jangka panjang antar instansi pemerintahan dan juga antar wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten,” tulisnya.

“Banyak langkah pencegahan polusi yang bisa dilakukan oleh warga, tapi jauh lebih banyak lagi langkah pencegahan polusi dan penegakan hukum yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Tinggal, serius atau tidak dalam menangani masalah polusi udara ini?” tambahnya.

Ketegasan tersebut perlu diingatkan, karena dalam postingan lainnya, Greenpeace menulis bahwa pada September 2021, PN Jakarta Pusat telah memenangkan gugatan warga atas polusi udara dan memutuskan bahwa Presiden, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan Menteri Lingkungan Hidup bersalah, dan harus melakukan sejumlah langkah untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta, segera!

“Tapi alih-alih menjalankan putusan, pemerintah malah sibuk banding dan kini tibalah kita di Agustus 2023 dengan kondisi polusi udara yang semakin parah. Sebelum presiden batuk-batuk, telah banyak warga yang mengalami ISPA akibat polusi udara. Tapi bukannya mengawasi industri dan memperketat emisi pembangkit batubara, pemerintah malah sibuk menyalahkan warga,”tulisnya.

“Sampai kapan sih mau menyangkal dan terus mengabaikan keselamatan warga?” tambahnya.

Dampak Dahsyat Polusi Kota Jakarta

Dalam siaran pers yang disebar ke media massa, dalam upacara HUT RI ke-78 di Kemenparekraf, Kamis, 17 Agustus 2023, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan seluruh insan pariwisata dan ekonomi kreatif harus andil dalam upaya perbaikan udara.

Baca Juga: UPDATE Tol Getaci, Belum Dibangun, Bagian Junction Gedebage Ini Sudah Dibuka untuk Umum, ADA Apa Gerangan?

Hal ini seiring kondisi udara Jakarta yang belakangan memburuk gara-gara polusi. Bahkan Sandiaga mebeberkan fakta yang cukup dahsyat akibat polusi parah yang terjadi di Kota Jakarta.

"Kerugian ekonomi karena polusi udara senilai Rp 21,5 triliun. Oleh karena itu, penggunaan carbon footprint di sektor pariwisata sejak 2022 sudah tepat," papar Sandiaga Uno dalam siaran persnya.

Hal ini juga perlu mendapat perhatian, mengingat tahun 2023 dinilai sandiaga Uno sebagai tahun istimewa bagi sektor pariwisata dan ekonomi dalam menjaga momentum.

“Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah berbagai acara internasional. Mulai dari KTT ASEAN hingga berbagai agenda sport tourism, seperti FIBA World Cup, MotoGP, dan FIFA World Cup U-17,” ujarnya.

Menurutnya, momen tersebut dimanfaatkan dengan maksimal untuk memperkuat kepercayaan global. Sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisata mancanegara dan wisatawan Nusantara. Dengan begitu, dapat memicu semakin kuatnya perekonomian.

Kasus Ribuan Kematian

Sementara itu, laman yang aktif memantau kualitas udara di berbagai kota di seluruh dunia yakni IQAir, dalam keterangan terbaru di situsnya mengatakan bahwa diperkirakan polusi udara di Jakarta mengakibatkan 7.800 kematian dan menimbulkan kerugian 2 miliar dolar AS atau setara dengan  sekitar Rp 30 triliun pada 2023.

Baca Juga: KELAS Inspirasi SMAN 4 Bandung, Jangan Khawatir di Era Digital, Adaptasi, dan Bangun Jaringan

IQAir mendapatkan data tersebut dengan bekerja sama bersama Greenpeace dengan menggunakan data real-time dari sensor kualitas udara di permukaan tanah yang dikelola oleh database kualitas udara IQAir, termasuk data PM2.5 dan NO2 (jika tersedia), model risiko ilmiah, data penduduk dan kesehatan.

Dalam keterangannya disebutkan bahwa Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Nitrogen dioksida (NO2) merupakan salah satu komponen utama yang mempengaruhi kualitas udara.

Estimator biaya IQAir kemudian dapat secara otomatis menghitung kematian dan dampak ekonomi untuk banyak kota besar di dunia akibat polusi udara.

IQAir membandingkan dengan kasus yang terjadi di New Delhi, India pada tahun 2020. Pada saat itu diperkirakan terdapat 57.000 kasus kematian dan kerugian ekonomi mencapai 8,6 miliar dolar AS.

Sedang di Shanghai, Tiongkok diperkirakan terdapat 49.000 kematian dengan kerugian 23 miliar dolar, dan di Tokyo Jepang diperkirakan polusi udara menyebabkan 53.000 kematian dan kerugian 57 miliar dolar AS.***

Ingin mengetahui berita tentang lingkungan lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler