Penyebab Gempa Cianjur Kata BMKG, Lembang dan Bandung Harus Waspada!

22 November 2022, 07:18 WIB
Seorang pria sedang menunggui jenazah korban gempa Cianjur yang meninggal dunia (kiri) dan sebuah bangunan yang ambruk rusak parah (kanan) /Kolase Facebook/Uan Hermawan/

 

DESKJABAR - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pendopo Bupati Cianjur Senin 21 November 2022 malam, menyebutkan update jumlah korban gempa bumi di Cianjur dan Sukabumi hingga pukul 21.00 WIB mencapai 162 orang.

"Ada kemungkinan jumlah korban akan berubah lagi seiring dengan evakuasi yang akan dilakukan oleh tim SAR pada esok hari," kata Kang Emil, demikin sapaannya.

Selain itu, BPBD Kabupaten Cianjur, hingga pukul 20.00 WIB Senin 21 November 2022 juga mencatat, 326 luka-luka, 13.784 mengungsi dan 2.345 unit rumah atau bangunan rusak.

Ternyata, bukan kali ini saja Cianjur dilanda gempa yang merusak. BMKG mencatat, dalam kurun waktu 200 tahun Cianjur pernah 5 kali diguncang gempa yang menimbulkan kerusakan.

Baca Juga: APAKAH akan Ada Gempa Susulan di Cianjur Jawa Barat ? Inilah Penjelasan Resmi BMKG

Baca Juga: Hasil Piala Dunia 2022: Inggris Pesta Gol Bantai Iran 6-2, Bukayo Saka Cetak Brace

Kejadian gempa itu antara lain tahun 1844, tahun 1910, tahun 1912, tahun 1968, tahun 2000 dan tahun 2022 yang baru saja terjadi Senin 21 November 2022.

"Pada 12 Juli 2000 gempa kekuatan 5,1 menyebabkan lebih dari 1.900 rumah mengalami rusak berat,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr Daryono, SS1, MSi dalam konferensi pers, Senin 21 November 2022.

Sehari sebelumnya, Minggu 20 November 2022, Pangandaran, Garut dan sekitarnya juga diguncang gempa dengan magnitudo 5,3. Namun tidak ada laporan terjadi kerusakan apalagi korban jiwa. Kenapa gempa Cianjur berdampak parah?

Kepala Pusat BMKG Daryono menjelaskan, itu karena wilayah Cianjur merupakan wilayah yang secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks.

"Daerah lainnya yang berada satu kawasan dengan Cianjur, adalah daerah Sukabumi, Lembang, Purwakarta, dan Bandung", ungkap Daryono dalam konferensi pers, Senin 21 November 2022.

Mengapa disebut seismik aktif? Daryono menjelaskan berdasarkan monitor BMKG menunjukkan kawasan Cianjur, Sukabumi, Lembang, Purwakarta, dan Bandung sering terjadi gempa.

Baca Juga: Mensos Risma Sambangi Lokasi Gempa dan Tempat Evakuasi Para Korban di RSUD Cianjur, Tangis Risma Pecah

Dikatakan Daryono, dalam peta aktivitas seismik juga menunjukkan bahwa kawasan Cianjur, Sukabumi, Lembang, Purwakarta, dan Bandung menunjukkan sering terjadi gempa dengan magnitudo dan kedalaman bervariasi.

Daryono menambahkan, kawasan Cianjur, Sukabumi, Lembang, Purwakarta, dan Bandung juga merupakan daerah dengan jalur gempa yang cukup aktif. Hal ini dikaitkan dengan banyaknya patahan geser aktif atau sesar di kawasan tersebut.

"Sesar itu di antaranya sesar Cimandiri, sesar Padalarang, sesar Lembang, sesar Cirata, dan sesar-sesar minor lainnya", ungkapnya.

Selain itu, lanjut Daryono, kompleksitas tektonik juga berpotensi memicu terjadinya gempa kerak dangkal. Dan ini bisa menjadikan kawasan Cianjur, Sukabumi, Lembang, Purwakarta, dan Bandung rawan gempa secara permanen.

Dijelaskan, karakteristik gempa kerak dangkal di antaranya meski kekuatan gempa tidak terlalu besar tetap bisa menimbulkan kerusakan yang cukup parah.

“Gempa berkekuatan magnitudo 5 saja bisa menimbulkan kerusakan yang signifikan,” kata Daryono.

Hal senada dikatakan Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu. Ia mengatakan gempa yang terjadi di Cianjur tergolong gempa dangkal. Sebab itulah guncangan membuat banyak bangunan rusak dan roboh.

"Ya memang gempa dangkal dengan magnitudo/kekuatan yang cukup besar (di Cianjur)," kata Rahayu dalam siaran persnya, Senin 21 November 2022.

Baca Juga: Info Gempa Hari Ini, 22 November 2022, Terjadi 114 Gempa Susulan di Cianjur, Daryono Ungkap Sejarah 14 Gempa

Dengan kondisi itu menurutnya, bangunan akan mudah terguncang. Hanya bangunan yang benar-benar sesuai dan didesain dengan konstruksi yang tahan gempa saja yang bisa bertahan.

BMKG mencatat, gempa dangkal dengan kekuatan yang tak terlalu besar tetapi menimbulkan kerusakan yang cukup parah, memang bebarapa kali terjadi di wilayah Cianjur dan sekitarnya.

Sesar Cimandiri dan Sesar Citarik beberapa kali telah memicu terjadinya gempa merusak di wilayah tersebut seperti yang telah disebutkan di atas.

Data dampak gempa Cianjur

Gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6 yang terjadi Senin 21 November 2022 pukul 13.21 WIB pusat gempanya berada di 10 km Barat Daya Kabupaten Cianjur tercatat telah menimbulkan kerusakan parah dan korban jiwa.

Berdasarkan hasil pendataan serta assessment korban dan kerusakan dampak dari gempa yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur data sementara hingga pukul 20.00 WIB sbb:

  • Korban meninggal dunia berjumlah 162 orang
  • Korban luka - luka 326 orang
  • Masyarakat yang mengungsi 13.784 orang.

Baca Juga: BMKG: Sebagian Jabar Bakal Terjadi Hujan Disertai Angin Kencang, Jangan Lupa Ayo Panjatkan Doa Ini

Adapun untuk kerusakan rumah atau bangunan berjumlah 2.345 unit. Dengan rincian sebagai berikut:

  • Bangunan sekolah: UNSUR, Smanda, SD lbu Dewi, SMK Medika, Ponpes Al-Muhamadiyah, Ponpes Al ujlah, MAN 2 Cianjur, STAI Al-azhari, SMP 1 Cianjur, Lembaga Pendidikan Desa Benjot
  • Fasilitas kesehatan: RSUD Cianjur, RS Dr. Hafidz, Puskesmas Cugenang, BKPM
  • Gedung Perkantoran: BPBD, PUTR, Lapas Cianjur, Kejaksaan, Poires, KONI, Dinsos, Kantor PCNU, Mesjid : Mesjid Dekranasda, Mesjid Desa Bonjot, Mesjid Desa Cikancana

Sampai saat ini tim dari BPBD masih terus melaksanakan pendataan serta assessment korban dan kerusakan serta terus melakukan evakuasi.

Termasuk memverifikasi dan mendata ulang untuk memastikan berapa jumlah korban meninggal dunua.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: BMKG Sumber Lain

Tags

Terkini

Terpopuler