Apa Itu GEMPA MEGATHRUST M 9 yang Mungkin Terjadi di Selat Sunda? Ini Kata Para Ahli

25 Januari 2022, 19:26 WIB
Ilustrasi Tsunami yang terjadi akibat gempa Megathrust /Unsplash/Todd Turne

DESKJABAR - Isu Gempa Megathrust menjadi isu menakutkan bagi masyarakat, terutama di kawasan Banten, Lampung dan Jawa.

Sebab kekuatan gempa disinyalir mencapai M8,7 atau bahkan ada yang menyebut hingga M9. Inilah penjelasan para ahli mengenai gempa Megathrust.

Pangkal dari ketakuatan masyarakat ini berasal dai Gempa Bumi 6,7 magnitudo yang mengguncang Banten pada Jumat 14 Januari 2022, pukul 16.05 WIB menjadi penanda bahwa Indonesia termasuk wilayah yang rentan bencana gempa bumi dan tsunami.

Baca Juga: Jika Pantai Selatan Terjadi Gempa dan Tsunami, Mungkinkah Nyi Roro Kidul Mengungsi ke Sukabumi ?

Banyak orang yang menyangkut pautkan gempa Banten dengan potensi gempa Megathrust yang diprediksi capai M8,7.

Lantas apa itu gempa megathrust?

Gempa Megathrust merupakan gempa subduksi yang sumber gempanya berada di zona lautan. Karena berada di zona lautan, maka gempa ini berpotensi menyebabkan tsunami.

Sumber gempa megathrust adalah adanya pertemuan dua lempeng di dalam lautan sehingga menyebabkan potensi gempa yang sangat besar.

Baca Juga: INFO GEMPA di Banten dan Sukabumi, Bagaimana Nasib Nyi Roro Kidul di Dasar Laut Kidul ?

Di selatan Pulau Jawa sendiri berpotensi untuk terjadinya megathrust dengan kekuatan magnitudo 8,7. Akibat besarnya gempa tersebut, maka berpotensi menimbulkan tsunami.

Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano mengungkapkan, panjang sumber gempa megathrust di selatan Jawa adalah 400 KM.

“Ketika sumber gempanya megathrust di selatan Jawa, nah di selatan pulau Jawa itu kita bagi menjadi tiga segmen. Yaitu segmen Banten-Jawa Barat, kemudian segmen Jawa Barat-Jawa Tengah, dan segmen Jawa Tengah-Jawa Timur">Jawa Timur,” ujarnya ketika dihubungi Deskjabar, Senin, 24 Januari 2022.

Baca Juga: JAWA BARAT Diapit Ancaman GEMPA MEGATHRUST dan 6 Sesar Aktif Daratan, Jangan Panik! Simak Penjelasan Pakar

Sumber gempa besar (Megathrust) di Selat Sunda berada pada bagian yang paling dangkal sehingga jika terjadi gempa bisa berpotensi menimbulkan tsunami.

Pakar kegempaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano mengungkapkan hal itu dalam webinar memahami seismik celah (gap) Megathrust di selatan Banten/Selat Sunda, di Jakarta, Jumat, 21 Januari 2022.

"Survei menunjukkan, masuknya sesar Sumatera ke Selat Sunda yang dapat berimplikasi jika terjadi gempa bisa berpotensi tsunami," ujarnya seperti yang dilansir Antara.

Baca Juga: INFO GEMPA TERKINI: Gempa Bumi M 4,6 Guncang Lombok, NTB, Getarannya Terasa Hingga Denpasar, Bali

Belakangan ini Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan akan terjadinya gempa Megathrust yang dahsyat berkekuatan M 8,7.

Disebutkan gempa yang disebut Megathrust itu bakal melanda Selat Sunda. Diperkirakan akan menggetarkan dan memporakporandakan wilayah sekitar Lampung, Banten, dan Jawa Barat, karena di daerah-daerah tersebut akan terguncang dengan gempa berkekuatan 7 sampai 8 MMI (Modified Mercalli Intensity).

"Dampak kerusakan berat, termasuk juga Jakarta apalagi tanah Jakarta lunak itu mengamplifikasi ground motion sehingga kerusakan lebih parah," tutur Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam diskusi virtual, Sabtu 22 Januari 2022.

Baca Juga: GEMPA MEGATHRUST Diprediksi Capai M 8,7, Ternyata Masih Jauh dari Batas Maksimal Kekuatan Gempa di Muka Bumi

Menurut Daryono, untuk pemodelan tsunami, hasilnya sangat bisa dijadikan acuan karena telah dimitigasi para ahli dengan metodenya yang telah disepakati. Dalam pemodelan tsunami tersebut, di Selat Sunda, Jawa Barat serta Bandar Lampung bisa mencapai 15 hingga 20 meter.

Sementara itu dikutip dari laman resmi BRIN, Widjo Kongko, Perekayasa di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BRIN mengungkapkan langkah mitigasi penting dilakukan.

Widjo menekankan aspek mitigasi yang perlu dilakukan masyarakat tentang konsep evakuasi mandiri dan tidak terlalu mengandalkan teknologi yang ada saat ini.

Baca Juga: WASPADA GEMPA SUSULAN ! Ini Prakiraan Cuaca 33 Kota/Kabupaten di Indonesia Per 25 Januari 2022

Widjo menghimbau agar masyarakat tidak panik, namun bersama Otoritas (Pemda/BPBD) dapat meningkatkan upaya mitigasinya. “Di sisi hilir kita harus siapkan program mitigasi bencana yang diperlukan, diantaranya menyiapkan peta ancaman dan peta resiko detil di setiap daerah, memberikan edukasi bencana kepada masyarakat, menyiapkan tempat evakuasi yang layak, dan secara rutin melakukan simulasi menghadapi tsunami. Di sisi hulu, kajian mengenai gempa bumi dan tsunami perlu dilakukan secara terus-menerus,” tegasnya.

Ditambahkan, beberapa hal yang penting adalah melihat karakteristik ancaman tsunami di Indonesia.

“Sumber tsunami di Indonesia umumnya sangat dekat yaitu sekitar 100 km dari lepas pantai, sehingga waktu perjalanannya sampai ke daratan terjadi sangat cepat,” papar Widjo.***

 

 

 

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: ANTARA Wawancara BRIN

Tags

Terkini

Terpopuler