POTENSI GEMPA MEGATRUST Capai M 8,7 di Selat Sunda, BMKG Minta Siap Siap

23 Januari 2022, 17:59 WIB
Ilustrasi gempa. Potensi Gempa Megatrust di Selat Sunda /ANTARA/HO-BMKG/

 

DESKJABAR - Isu soal gempa Megatrust yang mencapai M 8,7 di Selat Sunda semakin hangat dibicarakan masyarakat.

Di balik bencana gempa bumi Magnitudo 6,7 yang terjadi di Banten, 14 Januari 2022, pukul 16.05 WIB, ada potensi ancaman gempa bumi dahsyat (Megathrust) di Selat Sunda yang dapat mencapai Magnitudo 8,7 hingga M 9.

Berdasarkan kajian dari BMKG, dari Pulau Sumatra hingga Jawa bagian barat pergeseran lempeng terdapat banyak sumber gempa.

Sumber-sumber itu bisa menjadi ancaman karena selain dari zona subduksi, sesar Sumatra dan sesar yang ada di Jawa. Tak hanya itu, erupsi 1883 menyebabkan tsunami paling fenomenal dengan ketinggiannya mencapai 30 meter.

Baca Juga: Bukan Karena Ganteng, Victor Agustino Lolos Babak Penyisihan MCI 9 Karena Bantu Orang Ini  

"Jawa bagian barat ada ibu kota, penduduk tinggi, daerah wisata. Tugas kita semua meningkatkan kesiapsiagaan kita meningkatkan adaptasi dengan fenomena alam," katanya, seperti dikutip dari Antara, Sabtu 22 Januari 2022.

Karakter gempa Banten yang terjadi pada 14 Januari 2022 itu terbilang merusak apabila dibandingkan dengan gempa di Malang dengan magnitudo 6,0. Gempa yang dikabarkan terjadi selama lebih dari 12 detik itu menyebabkan lebih dari 3.000 rumah mengalami kerusakan.

Meski begitu gempa Banten tidak menghasilkan Tsunami karena dinilai tidak cukup kuat untuk deformasi signifikan di permukaan bawah laut.

"Gempa selatan Banten, menurut BMKG, terjadi di zona subduksi masih kita diskusikan lagi di zona interplane atau transisi karena selain kedalamannya menengah, karakternya antara keduanya," ujarnya.

Baca Juga: 15 Tanda Ini Adalah Petunjuk Allah Kalau Dia Jodohmu, Nomor 12 Jangan Diragukan Lagi

Menurut Ramadhan, fenomena alam seperti gempa, tsunami, dan erupsi di Selat Sunda, Banten bisa berpotensi menjadi bencana apabila masyarakat tidak mampu beradaptasi.

Dia menilai adaptasi menjadi penting karena kawasan Selat Sunda memiliki potensi gempa maksimal hingga magnitudo 8,7.

Gempa dengan kekuatan tersebut dinilai berpotensi menimbulkan tsunami yang tingginya bisa mencapai 20 meter.

Ramadhan mengatakan apabila fenomena alam itu terjadi, maka seluruh pihak harus siap dan memikirkan cara beradaptasinya.

"Seandainya terjadi kita harus siap, gempa bumi, tsunami, dan erupsi untuk memikirkan bagaimana beradaptasi," kata Ramadhan.

Baca Juga: Profil Biodata Terlengkap Victor Agustino Peserta MasterChef Indonesia Sesion 9 yang Menyelamatkan Lord Adi

Menyinggung soal bencana yang terjadi di Kabupaten Pandeglang beberapa waktu lalu, Ramadhan menilai bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6,6 itu merupakan foreschock.

Ada energi yang dirilis sedikit-sedikit sebelum energi maksimal gempa (main shock) terjadi.
Untuk itu, perlu ditingkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan dan mitigasi secara terstruktur maupun kultural terhadap bencana gempa bumi dan tsunami perlu terus ditingkatan.

Jadi Selat Sunda berpotensi terjadi gempa bumi dan tsunami dengan sekala besar dahsyat atau gempa besar (Megathrust), hal itu merupakan hasil penelitian dari para ilmuan kegempaan.***

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler