Pasantren Tak Terapkan Protokol Kesehatan, Pemicu Banyaknya Santri Positif Covid-19 di Garut

- 26 Oktober 2020, 21:21 WIB
BUPATI Garut, Rudy Gunawan.
BUPATI Garut, Rudy Gunawan. /DeskJabar/

DESKJABAR -, Banyak pondok pesantren di Kabupaten Garut, Jawa Barat tidak menerapkan protokol kesehatan. Padahal di masa Covid-19 ini, semua tanpa kecuali wajib menerapkan protokol kesehatan.

“Itulah sebabnya sekarang banyak santri (di Kabupaten Garut) yang terpapar virus corona. Coba perhatikan di tiap-tiap kobong berukuran 3 m × 3 m rata-rata diisi 10 orang. Kami tidak akan menutup kobong atau pondok pesantren tersebut selama protokol kesehatan dijalankan," kata Bupati Garut, Rudy Gunawan usai memberikan arahan kepada para kepala SKPD Pemkab Garut, di Pendopo, Senin 26 Oktober 2020.

Baca Juga: Rasio Kesembuhan Covid-19 di Tanah Air di Atas Rata-Rata Dunia, Dua Provinsi ini Sumbang Terbanyak

Baca Juga: Info Operasi Zebra 2020, Pengguna Sepeda Motor Tidak Gunakan Helm SNI Akan Kena Tilang

Sebagai bukti protokol kesehatan di pesantren tidak diterapkan, Bupati menyebut kasus dimana sebanyak 114 santri terkonfirmasi Covid-19. Kejadian itu, kata dia, baru di satu titik dan menyasar santri laki-lakinya saja. “Santri perempuan dan pondok pesantren lainnya belum dilakukan tes”, katanya.

Bupati mengimbau, semua pesantren yang ada di Kabupaten Garut menerapkan dengan sungguh-sungguh protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun).

"Saya selaku Ketua GugusTugas Covid-19 mengimbau pada pesantren-pesantren untuk menegakkan protokol kesehatan. Itu semua demi kebaikan bersama," tegasnya.

Menyoal empat staf sub bagian Protokol Setda Pemkab Garut yang beberapa waktu lalu dinayatakan positif Covid-19, Bupati menyebutkan, ke empat pegawai itu kini sudah mulai membaik. Artinya kondisinya tidak mengkhawatirkan.

"Namun ke empatnya masih butuh perawatan yang intensif. Mereka sekarang sedang diisolasi," ujarnya.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x