DESKJABAR - Gempa bumi berkekuatan 5,9 SR yang mengguncang Pangandaran tadi pagi, Minggu 2 Oktober 2020 pada pukul 07.56.45 WIB, ternyata bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Pangandaran ke 8. Dalam rilisnya BMKG menegaskan, gempa tidak berpotensi tsunami.
Pantauan di Pangandaran, para wisatawan yang sedang beraktivitas menikmati obyek wisata di luar ruangan berjalan seperti biasa. Justru warga lokal banyak yang keluar rumah karena dikhawatirkan ada gempa susulan,
Balawista Pangandaran pada unggahan videonya di Grup WA yang diterima DeskJabar menjelaskan bahwa situasi pengunjung yang sedang beraktivitas berenang di pantai tidak terpengaruhi oleh kejadian gempa bumi 5,9 SR pada pukul 07.45 WIB tadi.
Baca Juga: Warga Sukabumi Terkejut Gempa di Laut Selatan Pameungpeuk
Baca Juga: Guncangan Gempa di laut selatan Pameungpeuk Garut Dirasakan Hingga Yogyakarta
"Wisatawan masih terus beraktivitas berenang tidak terpengaruh adanya gempa bumi," kata petugas tersebut. Tenangnya wisatawan yang sedang beraktivitas di pantai ini, diperkirakan karena mereka tidak merasa adanya gempa.
Sebaliknya bagi warga lokal, bayangan tsunami di pertengahan 2000 an lalu sepertinya masih menyisakan trauma. Kusnadi (47) warga Dusun Bojongjati, Desa Pananjung, Pangandaran misalnya. Ia menjelaskan, dirinya yang baru saja selesai mandi di rumah sangat kaget dengan guncangan gempa yang dirasakannya. Ia nyaris langsung keluar rumah dengan hanya menggunakan handuk saja.
"Begitu Saya selesai mandi, tiba tiba ada gempa. Ya spontan langsung lari keluar rumah. Untung terjadinya tidak pas saya lagi mandi. Bisa-bisa lari ke luar cuma pake handuk bahkan tidak sama sekali karena panik," katanya sambil tertawa.