Lebaran di Tanjungsari Sumedang, Ini 5 Kue Lokal Hampir Punah Tapi Masih Ada

- 10 April 2024, 06:45 WIB
Kantor Kecamatan Tanjungsari, Sumedang.
Kantor Kecamatan Tanjungsari, Sumedang. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Ketika Lebaran di daerah Jawa Barat , dikenal selalu ada makanan lokal yang disuguhkan pada hampir setiap rumah. Rata-rata, makanan kue lokal itu terbuat dari singkong, beras ketan, atau buah-buahan dikeringkan, dsb.

Di kawasan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, ada sedikitnya 5 jenis makanan lokal berupa kue yang hampir punah tetapi masih ada disuguhkan saat Lebaran. Biasanya, suguhan makanan atau tepatnya kue lokal itu disuguhkan pada lokasi yang masih perkampungan tradisional di Tanjungsari.

Tapi, di Tanjungsari Sumedang jarang ada temuan kaleng biskuit Kong Ghuan yang isinya raginang. Sebab, suguhan raginang di Tanjungsari rata-rata disimpan dalam keler, sehingga para tamu langsung mengetahui disuguhi makanan demikian.

Namun, ada lima jenis kue lokal lain di Tanjungsari yang kini sudah jarang terlihat disuguhkan ketika Lebaran. Tetapi jika bertamu pada sejumlah kampung di kawasan Tanjungsari, terutama di Kecamatan Pamulihan dan Kecamatan Sukasari umumnya masih ada, sedangkan di Kecamatan Tanjungsari sudah jarang.

 Baca Juga: Di Tanjungsari, Sumedang, Agribisnis Pertanian dan Peternakan Kembali Bergairah

Sebagai gambaran, kawasan Tanjungsari masih dikenal sebagai sentra produksi pertanian pangan, palawija, dan perkebunan, seperti padi, singkong, jagung, ubi jalar, tembakau, dan kopi. Tetapi kue lokal di kawasan Tanjungsari rata-rata terbuat dari singkong, beras ketan, dan buah-buahan papaya, belum ada temuan kue lokal dibuat dari bahan daun tembakau.

Inilah kue lokal di kawasan Tanjungsari yang hampir punah tetapi masih ada, yaitu :

  1. Papais, nah kalau melihat suguhan mirip kue nagasari, yaitu kukusan dibungkus daun pisang berbentuk kotak, di Tanjungsari ketika Lebaran hampir dipastikan itu bukan. Sebab yang disuguhkan, adalah kue bernama papais, yang bentuk bungkusnya sangat mirip nagasari.

Orang yang penyuka kue nagasari, sering terkecoh ketika melihat sesuatu yang     disangka kue kesukaan mereka disuguhkan. Namun ketika dimakan, kok rasanya asin ! sedangkan nagasari rasanya manis dan ada isi rebus pisang.

  1. Bugis, sepintas mirip bacang, tetapi rasanya manis isinya parudan kelapa. Dibuat dari ketan.
  2. Kue kembang kering, adalah kue keringan berbentuk bunga. Dibuat dari adonan tepung dengan dicetak mirip kue lalu digoreng, maka jadilah kue kembang. Rasanya asin tapi kadang ada yang manis.
  3. Wajit ketan, yang ini sudah jarang pula namun masih ada terutama biasanya kiriman dari tamu asal pelosok di Kecamatan Sukasari.
  4. Angleng, mirip dodol yang keras terbuat dari tepung beras, rasanya manis. Tetapi kadang dicampur buah nenas.

Yang membuat kue-kue lokal tersebut rata-rata yang usianya di atas 55 tahun. Namun generasi mudanya lebih suka kue-kue buatan pabrikan.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x