Tornado Rancaekek Pertama Terjadi di Indonesia, Peneliti BRIN Sebut 99 Persen Mirip Tornado di AS

- 22 Februari 2024, 08:12 WIB
Warga menyelamatkan barang yang tersisa pasca tornado yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. BRIN menyebut tornado di Rancaekek memiliki kemiripan 99,99 Persen dengan tornado di AS.
Warga menyelamatkan barang yang tersisa pasca tornado yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. BRIN menyebut tornado di Rancaekek memiliki kemiripan 99,99 Persen dengan tornado di AS. /ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/

 

DESKJABAR - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai, musibah yang melanda kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, yang terjadi Rabu, 21 Februari 2024, bukan puting beliung melainkan tornado.

Ahli Klimatologi dan Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Erma Yulihastin menjelaskan tentang tornado Rancaekek yang baru pertama terjadi di Indonesia melalui akun pribadi di media sosial X (Twitter), Kamis, 22 Februari 2024.

Ia juga menilai struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat, memiliki kemiripan 99,99%.

Baca Juga: Spesifikasi Apple iPad Pro dan iPad Air Terbaru Bocor ke Publik, Diperkirakan Meluncur Maret 2024

"Alias mirip bingits!' ujar Erma Yulihastin dalam unggahannya yang disertai video amatir warga saat kejadian tornado tersebut dan foto tornado di AS.

Sehari sebelumnya, Erma Yulihastin juga memastikan tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek tersebut.

"Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama ini," kata dia.

Perbedaan tornado dengan puting beliung

Menurut Erma Yulihastin, berbeda dengan puting beliung, tornado mempunyai skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 kilometer per jam.

Baca Juga: Kasus Dugaan Perundungan 'Geng Tai' Naik Status ke Tahap Penyidikan, Binus School Janji Proses Siswa Terlibat

"Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam. Sudah pernah lihat film Twister 1996?" ucap Erma.

Selain kekuatan angin, perbedaan lainnya adalah durasi. Dalam kasus kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, durasi hanya berlangsung sekitar 5-10 menit. Itu pun sudah sangat lama.

Menurut dia, hanya ada satu kasus yang tidak biasa, ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021.

"Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi "extreme event" 21 Februari 2024," kata dia.

Yang dimaksud Erma dengan KAMAJAYA adalah Kajian Awal Musim Jangka Madya Wilayah Indonesia (KAMAJAYA).

Baca Juga: Kode Redeem FF Spesial Emote GRATIS 22 Februari 2024, Main Bareng Ayang, Trik Hoki Dapat Emote Be My Valentine

Baca Juga: Kode Redeem FF GRATIS 21 Februari 2024, Sambil Nunggu XM8 Screaming Chicky Rilis, Benarkah Gun Skin OP?

BPBD Jabar melakukan pendataan

Seperti diberitakan, pada Rabu, 21 Februari 2024, sekitar pukul 16.00 WIB, bencana tornado menerjang Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mendata berbagai bangunan yang terdampak bencana tersebut.

Beberapa di antaranya, PT Kwalram, Kawasan Industri Dwipapuri, Borma Rancaekek, Asrama Brimob Polda Jabar, minimarket di Kecamatan Jatinangor,  dan ratusan rumah warga mengalami kerusakan.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: X @ermayulihastin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah