Sisi Lain Anak Hilang di Subang, Semua Kades Kalijati Timur Tak Bisa Nyetir Mobil dan Motor

- 7 Mei 2023, 10:25 WIB
Anggota Komisi VI DPR RI, Dedi Mulyadi berbincang-bincang dengan Kepala Desa Kalijati Timur, Ahadiyat Amiludin, di luar soal kejadian anak hilang di desa itu.
Anggota Komisi VI DPR RI, Dedi Mulyadi berbincang-bincang dengan Kepala Desa Kalijati Timur, Ahadiyat Amiludin, di luar soal kejadian anak hilang di desa itu. /YouTube LEMBUR PAKUAN CHANNEL

DESKJABAR – Di sela-sela masih dilakukan pencarian anak hilang di Subang, bernama Darel (3,5 tahun) di Kampung Cikaso, ada sisi lain Desa Kalijati Timur, Kecamatan Kalijati. Informasinya, semua Kepala Desa (kades) Kalijati Timur, rata-rata tidak bisa nyetir kendaraan, baik mobil maupun motor.

 

Gambarannya, Desa Kalijati Timur merupakan pemekaran dari Desa Kalijati tahun 1980, sehingga ada Desa Kalijati Barat dan Desa Kalijati Timur. Di luar kabar anak hilang di Kampung Cikaso, Desa Kalijati Timur, Kec. Kalijati, Subang, ada hal-hal unik pada keseharian sejumlah personel kantor desa setempat.  

Informasi gambaran diperoleh anggota Komisi VI DPR RI, Dedi Mulyadi ketika berbincang-bincang dengan Kepala Desa Kalijati Timur yang sekarang, yaitu Ahadiyat Amaludin, pada Kamis, 4 Mei 2023. Dari obrolan itu, tergambar seperti apa keseharian kehidupan orang-orang pemerintahan Desa Kalijati Timur.

Baca Juga: Anak Hilang di Subang Umur 3 Tahun, Sudah 2 Kali di Tempat Itu, Ditemukan di Lubang Sampah

Keseharian pemerintahan Desa Kalijati Timur

 

Dalam obrolan itu, informasi diperoleh Dedi Mulyadi, bahwa orang-orang terpilih menjadi Kepala Desa Kalijati Timur sejak berdiri, rata-rata tidak bisa nyetir mobil atau mengendara motor. Walau kendaraan inventaris ada, sehingga untuk berkeliling ke warga diantar pakai motor, sedangkan mobil umumnya digunakan sesuai peruntukan.

Ahadiyat Amaludin, selaku Kepala Desa Kalijati Timur yang sekarang juga mengakui, dirinya memang belum bisa nyetir mobil atau mengendara motor. Namun ia memang punya keinginan memiliki pula mobil.

Dedi Mulyadi dan Ahadiyat kemudian mengobrolkan, soal fenomena banyaknya kepala desa harus mensiasati kondisi harus banyak pengeluaran yang sifatnya di luar anggaran desa. Kemudian penasaran, di Kantor Desa Kalijati Timur seperti apa caranya ?

Diantara sejumlah kondisi yang harus cermat mengaturnya, adalah kondisi dimana harus dihadapkan harus mengeluarkan “amplop”. Sebab diketahui banyak kebutuhan kantor desa untuk memenuhi, karena sejatinya tidak ada anggaran untuk itu, tetapi dihadapkan persoalan audit.

Baca Juga: Misteri Anak Hilang di Subang, Sebelumnya Ia Tidak Mau Turun dari Mobil Ketika di Lokasi

Ahadiyat mengatakan, sering pusing jika menerima tamu yang terindikasi niatnya mencari amplop. Apalagi ketika turun dana desa, banyak sekali orang datang yang terindikasi memanfaatkan situasi untuk mencari amplop alias minta uang.

Terkuak gambaran, bahwa sejumlah personel penting kantor desa menjadi jarang ada di kantor desa. Sebab, mereka sering  bersembunyi dari orang-orang yang datang mencari amplop. Apalagi kantor Desa Kalijati Timur, lokasinya berada di tepi jalan raya.

Untuk menutupinya, tampaknya aparat desa menjadi pusing sehingga harus mencari sumber lain. Sebab, jika menggunakan dana desa, akan sulit urusan pertanggungjawabannya soal urusan dana menjamu tamu atau ketika tidak bisa mengelak membeli amplop.

“Kan tidak mungkin ya kalau untuk pertanggungjawaban SPJ ditulis ‘urut ngamplop’ ?” tanya Dedi Mulyadi, yang diiyakan Kepala Desa Kalijati Timur,Ahadiyat Amaludin, dan beberapa personel desa sambil senyum-senyum, pada YouTube LEMBUR PAKUAN CHANNEL, diunggah 4 Mei 2023.

Ketika ditanya soal dana desa, dijawab oleh Ahadiyat Amaludin, tahun 2023 sekitar Rp 1 miliaran. Sebanyak itu Rp 700 juta digunakan untuk perbaikan infrastruktur, misalnya perbaikan jalan atau gang wilayah desa. ***

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: YouTube LEMBUR PAKUAN CHANNEL


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x