Ahadiyat Amaludin, selaku Kepala Desa Kalijati Timur yang sekarang juga mengakui, dirinya memang belum bisa nyetir mobil atau mengendara motor. Namun ia memang punya keinginan memiliki pula mobil.
Dedi Mulyadi dan Ahadiyat kemudian mengobrolkan, soal fenomena banyaknya kepala desa harus mensiasati kondisi harus banyak pengeluaran yang sifatnya di luar anggaran desa. Kemudian penasaran, di Kantor Desa Kalijati Timur seperti apa caranya ?
Diantara sejumlah kondisi yang harus cermat mengaturnya, adalah kondisi dimana harus dihadapkan harus mengeluarkan “amplop”. Sebab diketahui banyak kebutuhan kantor desa untuk memenuhi, karena sejatinya tidak ada anggaran untuk itu, tetapi dihadapkan persoalan audit.
Baca Juga: Misteri Anak Hilang di Subang, Sebelumnya Ia Tidak Mau Turun dari Mobil Ketika di Lokasi
Ahadiyat mengatakan, sering pusing jika menerima tamu yang terindikasi niatnya mencari amplop. Apalagi ketika turun dana desa, banyak sekali orang datang yang terindikasi memanfaatkan situasi untuk mencari amplop alias minta uang.
Terkuak gambaran, bahwa sejumlah personel penting kantor desa menjadi jarang ada di kantor desa. Sebab, mereka sering bersembunyi dari orang-orang yang datang mencari amplop. Apalagi kantor Desa Kalijati Timur, lokasinya berada di tepi jalan raya.
Untuk menutupinya, tampaknya aparat desa menjadi pusing sehingga harus mencari sumber lain. Sebab, jika menggunakan dana desa, akan sulit urusan pertanggungjawabannya soal urusan dana menjamu tamu atau ketika tidak bisa mengelak membeli amplop.
“Kan tidak mungkin ya kalau untuk pertanggungjawaban SPJ ditulis ‘urut ngamplop’ ?” tanya Dedi Mulyadi, yang diiyakan Kepala Desa Kalijati Timur,Ahadiyat Amaludin, dan beberapa personel desa sambil senyum-senyum, pada YouTube LEMBUR PAKUAN CHANNEL, diunggah 4 Mei 2023.
Ketika ditanya soal dana desa, dijawab oleh Ahadiyat Amaludin, tahun 2023 sekitar Rp 1 miliaran. Sebanyak itu Rp 700 juta digunakan untuk perbaikan infrastruktur, misalnya perbaikan jalan atau gang wilayah desa. ***