DESKJABAR- Kasus Subang yang telah berjalan 11 bulan ini cukup kental dengan opini publik yang merugikan para saksi.
Banyak saksi kasus Subang yang kini dirugikan opini sebab dipaksa menjadi tersangka pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Saksi kasus Subang yang dirugikan opini dan dipaksa menjadi tersangka pembunuhan ibu dan anak tersebut di antaranya adalah Yosef, Danu, Yoris, dan Mimin.
Baca Juga: Inilah 5 Tanda Jika Pola Pikir (Mindset) Kamu Kuat, Apa Saja Itu? Simak Penjelasannya
Bahkan saksi kasus Subang lainnya seperti mantan kepala sekolah Wahyu, Opik, Kosasih, juga tak lepas dari paksaan agar jadi tersangka.
Namun dari sekian nama saksi yang disebut di atas, saksi Yosef dan Danu yang paling dirugikan oleh berkembangnya opini tersebut.
Dua nama saksi kasus Subang ini, hampir setiap hari muncul di media. Disebut tak bisa mengelak, orang dekat, dan sebagainya.
Mengapa Yosef dan Danu jadi bulan-bulanan tudingan? Hal ini disampaikan Anjas dalam akun YouTubenya Anjas di Thailand tayang Minggu, 5 Juni 2022.
Ia mengatakan, dari penelusuran jejak digital yang dilakukannya, saksi Yosef dan saksi Danu memang ditemukan bukti yang tercatat di kepolisian.
Dari Yosef, lanjut Anjas, ada bukti darah di kaos/bajunya, kemudian untuk saksi Danu, kata Anjas, ditemukan DNA-nya pada puntung rokok di TKP.
Danu juga sempat digigit anjing pelacak, serta ada beberapa sidik jarinya di mobil Alphard di mana jenazah Tuti dan Amel ditemukan.
Menurut Anjas, lepas dari sengaja atau tidak, melakukan atau tidak, bukti-bukti yang terkait dengan Yosef dan Danu adalah bukti ilmiah, bukan asumi.
Oleh karena itu, wajar, jika kedua saksi ini menjadibulan-bulanan opini.
Belum ditetapkan jadi tersangka
Namun, kendati dari Yosef dan Danu ditemukan bukti-bukti ilmiah dan jadi bulan-bulanan opini, hingga kini polisi tak menetapkan keduanya sebagai tersangka.
Terkait hal ini chanel YouTube Subang Hijau (Jack) menguraikan analisanya. Menurutnya, polisi punya metode dan SOP dalam menetapkan tersangka. Belum tentu suatu bukti ilmiah langsung menjadi bukti kuat suatu perkara.
Suatu bukti, katanya, harus dibandingkan dengan bukti-bukti lainnya. Jika dari hasil perbandingan itu tak ada relevansinya, tentu bukti tersebut akan disimpan.
Demikian juga soal Danu, lanjutnya, meskipun diinfokan Danu sempat digigit anjing pelacak (K-9) dan ada bukti ilmah lainnya, namun apakah bukti-bukti itu terkait dengan pembunuhan Tuti dan Amel?
"Kalau betul, sudah dari dulu Danu dijadikan tersangka," katanya dalam tayangan tanggal 5 Juli 2022.
Sama halnya dengan Yosef, ujarnya, meskipun ada bukti ilmiah, namun hingga hari ini Yosef tak juga dijadikan tersangka.
"Itu menandakan bahwa bukti itu tak terkait dengan pembunuhan korban.”
Sementara itu, Presiden Jokowi dalam pidatonya ketika HUT Bhayangkara ke 76, Selasa, 5 Juli 2022 mengingatkan agar Polri selalu berhati-hati.
Presiden Jokowi menegaskan, Polri selalu dalam pengamatan rakyat, selalu dalam penilaian rakyat.
Sedikit saja kesalahan, kata Jokowi, akan menghapus kepercayaan masyarakat terhadap instansi keamanan negara tersebut.
"Setiap kecerobohan, apa pun di lapangan, sekecil apa pun itu bisa merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Oleh karena itu, bekerjalah dengan hati-hati dan dengan presisi," lanjutnya, sepeti dirilis YouTube Sekreteriat Negara, Selasa 5 Juli 2022. ****