TASIKMALAYA: Pulau di Jalur Wisata Pangandaran Ini Jadi Lokasi Kerajaan Burung, Ini Faktanya

- 6 Januari 2022, 18:47 WIB
Pulau di Jalur wisata Pangandaran di Desa Cimanuk, Tasikmalaya jadi kerajaan burung. Ribuan burung tinggal di pulau terluar itu.
Pulau di Jalur wisata Pangandaran di Desa Cimanuk, Tasikmalaya jadi kerajaan burung. Ribuan burung tinggal di pulau terluar itu. /Pemdes Cimanuk
 
DESKJABAR - Pada jalur wisata Pangandaran, tepatnya di jalur nasional dari arah Garut terdapat sebuah pulau yang eksotik. 
 
Pulau di jalur wisata Pangandaran itu berada di Desa Cimanuk, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya dan tidak jauh dari Pangandaran. 
 
Lokasi pulau di jalur wisata Pangandaran itu kerap disebut sebagia pulau Nusa Manuk atau dalam Bahasa Indonesia Pulau Burung.
 
Pulau Nusa Manuk memang berada tidak jauh dari jalan nasional jalur wisata Pangandaran dan dinyatakan sebagai pulau terluar di Indonesia. 
 
 
Jarak dari bibir pantai ke Pulau Nusa Manuk yang ada di jalur wisata Pangandaran itu sekitar 250 meter dan kerap dimanfaatkan warga untuk memancing ikan. 
 
Luas Pulau Nusa Manuk di jalur wisata Pangandaran itu sekitar 2 hektar dan terdiri dari dua buah pulau. Satu pulau ditumbuhi semak belukar dan satu pulau lagi berupa bagian karang. 
 
Sejak beberapa puluh tahun lalu, pulau Nusa Manuk sering dimanfaatkan masyarakat nelayan untuk memancing ikan atau menangkap udang lobster. 
 
Tidak heran jika Nusa Manuk banyak dikunjungi nelayan untuk mencari ikan dan lobster karena memang potensi sangat melimpah. 
 
 
Sebagai pulau terluar, keberadaan Pulau Nusa Manuk dijaga dan dilindungi agar tidak rusak. Karena jika rusak akan berpengaruh terhadap batas luas negara Indonesia. 
 
Ada yang menarik di Nusa Manuk ini, karena selain jadi surga bagi para pemancingan karena potensi ikan yang melimpah, juga menjadi tempat ribuan burung. 
 
Nusa Manuk menjadi kerajaan burung baik burung laut atau pun burung biasa dari daratan. Setiap sore burung burung dari darat kerap menginap di pulau Nusa Manuk. 
 
Sekretaris Desa Cimanuk, Agus Salimudin mengatakan, saat di pulau antara burung laut dengan burung darat itu tidak bersatu tetapi memiliki tempat masing masing. 
 
 
"Kalau burung laut itu mendiami pulau sebelah timur yang tidak ada semak belukarnya,. Kalau burung darat di pulau sebelah barat," katanya kepada DeskJabar.com Kamis 6 Januari 2022.
 
Pulau Nusa Manuk dalam musim migrasi burung laut kerap penuh oleh burung burung dari berbagai wilayah. Pulau karang jika saat musim kawan burung kerap terlihat putih karena banyaknya burung yang singgah. 
 
Burung camar atau burung kuntul, biasa datang ke Nusa Manuk untuk bertelur dan ketika anaknya sudah besar kata Salimudin burung burung itu pergi entah kemana. 
 
Begitu juga burung yang dari daratan sering tinggal di pulau Nusa Manuk tersebut untuk beranak pinak dan ketika setelah anaknya besar kembali ke daratan. 
 
 
Karena itulah, kata Salimudin pulau terluar di jalur wisata Pangandaran itu diberi nama Nusa Manuk karena memang menjadi kerajaan Manuk atau burung. 
 
Kelebihan nya, kata Salimudin burung yang ada di Nusa Manuk tersebut jinak, dan terlihat bersahabat. Namun meskipun jinak tidak ada warna yang berani untuk mengambilnya untuk dipelihara. 
 
Karena jika pun memgabil burung dari Nusa Manuk, saat sudah besar meskipun sudah jinak burung tersebut akan kembali lagi ke pulau Nusa Manuk. 
 
 
Di sekitar pulau Nusa Manuk pemerintah saat ini sedang membangun dermaga pendataan ikan yang bisa dimanfaatkan nelayan untuk melaut. 
 
 
Pemerintah Desa Cimanuk kata Salimudin mengharapkan agar pembangunan dermaga bisa segera diselesaikan agar memberi dampak bagi peningkatan kesejahteraan nelayan di Cimanuk.***
 
 
 
 
 
 
 
 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x