PEMBUNUH Ibu dan Anak di Subang Begitu Profesional atau Penyidik Kurang Lihai? Ini Jawaban Anjas di Thailand

- 3 Desember 2021, 22:13 WIB
Situasi sekitar lokasi rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang.
Situasi sekitar lokasi rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR - Empat pekan mendekati akhir 2021, penyidik terus berpacu dengan waktu untuk menguak kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Banyak yang berharap sebelum tahun berganti, penyidik dapat mengumumkan tersangka pembunuh, otak atau dalang, juga mereka yang berperan membantu.

Pakar forensik Polri Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti mengatakan sebelumnya bahwa penyidik tidak membutuhkan pengakuan, tetapi mengumpulkan minimal dua alat bukti untuk menetapkan tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.

Sumy Hastry juga pernah mengungkapkan bahwa tim penyidik Inafis Polri dengan kegigihannya berhasil mengumpulkan sidik jari dari TKP dan menemukan puluhan DNA di sekitar lokasi.

Baca Juga: TAMU AGUNG di Malam Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Diduga Ini yang Mereka Perbuat Terhadap Jenazah Korban

Kabid Humas Kombes Pol Erdi Chaniago sebelumnya mengonfirmasi bahwa alat bukti sudah di tangan polisi.

Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana di hari pertama bertugas pun telah memerintahkan jajaran kepolisian untuk secepatnya mengungkap dan menangkap tersangka pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang, karena sudah menyangkut integritas Polri.

Terakhir, Kapolda saat menghadiri acara Hari Jadi Pol Airud di Cirebon, Rabu 1 Desember 2021, menyebutkan bahwa penyelidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang terus berjalan dan semakin diintensifkan.

"Penyidik Polda Jabar telah mem-backup pengungkapan kasus ini. Kita mengulang pemeriksaan beberapa saksi. Mohon doa restunya agar kasus ini bisa segera terungkap," katanya kepada wartawan di Cirebon, Rabu, 1 Desember 2021.

 

Namun, mengapa hingga sekarang penyidik belum juga menetapkan tersangka dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang?

 

Dalam segmen analisa terbaru Anjas di kanal Youtube Anjas di Thailand, Jumat, 3 Desember 2021, Anjas menduga ada 4 alasan mengapa kepolisian seperti kesulitan untuk mengungkap tersangka kasus pembunuhan Subang tersebut.

Seperti diberitakan, kasus pembunuhan Subang terjadi pada 18 Agustus 2021, dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel. Untuk mengungkap kasus tersebut, tim penyidik telah memeriksa sebanyak 55 saksi.

 

 

Baca Juga: UPDATE Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana: Mohon Doa Restunya

"Apakah pelaku sebegitu profesional atau penyidiknya kurang begitu lihai? Untuk menjawab ini, aku tidak bisa. Faktanya sudah lebih dari tiga bulan tersangka kasus pembunuhan Subang belum juga diumumkan oleh kepolisian," ucap Anjas.

Anjas menduga, ada empat alasan mengapa pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini berlarut-larut.

Pertama, ada pemeriksan saksi sampai belasan kali. Dalam pemeriksan berkali-kali itu bisa saja ada saksi yang saling tuduh dan memberikan keterangan yang berubah-ubah.

"Misalnya begini, ada saksi A yang melapor dan ditulis dalam BAP pertama menuduh ada A, B, C, yang datang malam itu. Tapi kemudian BAP tersebut dianulir dengan mengatakan, oh saya salah ngomong. Sebetulnya, kesalahan ngomong ini saja sudah memberikan kecurigaan luar biasa," tuturnya.

Adanya keterangan saksi yang berubah-ubah itulah, kata Anjas melanjutkan, yang membuat pemeriksaan kasus pembunuhan Subang menjadi lama.

Penyidik yang tidak percaya 100 persen harus melakukan cross check dengan berbagai alat bukti. Semakin banyak keterangan yang berubah, semakin banyak juga hal yang harus di-cross check.

"Itu baru dari satu saksi dan satu hal saja. Ini salah satu alasan juga mengapa akhirnya kasus diambil alih Polda Jabar, dengan SDM yang jauh lebih banyak," kata Anjas.

Baca Juga: PEMBUNUH DI SUBANG Siksa Amel, Analisa Anjas: Kesannya Pelaku Menikmati Sekali Melihat Amel Kesakitan

Kedua, ada keterangan saksi yang tidak masuk akal atau ada dugaan kebohongan. Ada beberapa saksi yang saat berbicara di media masa kemudian diralat.

"Di media massa saja diralat, apa kabar dengan di BAP. Pasti tim penyidik pusing tiba-tiba BAP berubah, dan makan waktu panjang untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang framing," ucap Anjas. 

Ketiga, tidak menutup kemungkinan tersangka -dalam hal ini dalangnya- cukup punya pengetahuan cara menghilangkan jejak di jasad, jejak digital, dan CCTV.

"Dia bukan ahli forensik, namun punya perencanaan yang baik. Ini jelas-jelas pembunuhan berencana," ujar Anjas.

Keempat, ada dugaan juga, mengapa tim penyidik kesulitan melakukan cross check jejak HP atau digital seperti BTS, labotarorium, BAP karena kemungkinan dalangnya hadir saat eksekusi korban pada tanggal 18 Agustus 2021, tetapi tidak membawa HP.

Baca Juga: TERSANGKA Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Terungkap, Analisa Anjas: Eksekutor Bukan Orang Dekat

Sebab, kalau membawa HP, posisi dan titik-titik koordinatnya bisa diketahui dengan melacak HP dia menggunakan BTS.

Anjas pun berharap bulan Desember 2021 ini akan memberikan kabar baik bagi para pencari keadilan, juga bagi almarhumah Tuti Suhartini dan Amel.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x