Goa Lalay Padaherang, Pangandaran, akan Dijadikan Wisata Fauna

- 24 Februari 2021, 18:13 WIB
 Ribuan kelelawar yang akan masuk kedalam Goa Lalay, rencananya Goa ini akan dijadikan Kawasan Wisata Fauna dan  Perekonomian.***
Ribuan kelelawar yang akan masuk kedalam Goa Lalay, rencananya Goa ini akan dijadikan Kawasan Wisata Fauna dan Perekonomian.*** /Muslih Suprianto/DeskJabar
 
DESKJABAR- Sumber daya alam di Kabupaten Pangandaran memang sangat kaya dan masih banyak yang belum dikelola dengan baik.
 
Dari sekian banyak goa, ada salah satu Goa Kelelawar atau warga setempat menyebutnya Goa Lalay (Bahasa Sunda) di wilayah Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang yang rencananya akan dikelola oleh pihak Pemerintah Desa setempat, Rabu, 24 Februari 2021
 
Goa lalay yang berlokasi di Dusun Babakansari RT 03/05, Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran akan dikembangkan menjadi kawasan wisata fauna.
 
 
Dikutip dari berbagai sumber, selain itu kotoran dari hewan malam ini atau kelelawar banyak
manfaatnya untuk pupuk tanaman karena didalam kandungan alami dari pupuk ini seperti Superfosfat bisanya digunakan untuk digunakan untuk topdressing.
 
Keuntungan setelah menggunakan pupuk ini seperti tanah yang kurang unsur hara, kekurangan zat organik dapat dibuat lebih produktif dengan tambahan pupuk ini.
 
Pupuk Guano mengandung nitrogen, fosfor dan potassium yang sangat bagus disamping amonia, asam urat, asam fosfat, asam oksalat, dan asam karbonat, serta garam tanah. 
 
 
Kotoran kelelawar (guano) memiliki kadar nitrogen yang besar, serta mengandung kadar unsur fosfat ( bahan utama penyusun pupuk di samping nitrogen dan Potasium ) tertinggi dan kadar kalium yang besar sekali.
 
Sumber perekonomian
 
Sementara itu Sekretaris Desa Ciganjeng Yuyuk mengatakan, selain akan dikembangkan sebagai kawasan wisata fauna, goa lalay tersebut juga telah menjadi sumber perekonomian.
 
Goa ini karena banyak dihuni kelelawar dinamai Goa Kelelawar atau Goa Lalay.
 
 
Untuk pengelolaannya saat ini masih dikelola oleh Persaudaran Penjaga Goa Lalay Kedung Palungpung.
 
"Pengelola goa lalay sudah lama memproduksi pupuk yang berasal dari kotoran kelelawar," tambahnya.
 
Bahkan masyarakat sekitar, sudah banyak yang menggunakan pupuk kotoran dari goa lalay untuk produksi pertanian kebun dan sawah.
 
"Hasil tanaman yang diolah menggunakan pupuk kotoran dari goa lalay tidak kalah dengan tanaman yang diberi pupuk pabrikan," katanya.
 
 
Goa lalay tersebut keberadaannya ditanah milik atas nama Kosli Sunarso dan ditemukan sejak tahun 1823.
 
"Kedepan kawasan goa lalay akan kami kembangkan, tahapannya membuat akses jalan yang refersentatif melalui keuangan desa," tuturnya.
 
Dirinya optimis jika pengelolaannya dimaksimalkan dan ada keterlibatan Pemerintah maka akan berkembang dengan baik dan menjadi perekonomian masyarakat.
 
"Goa ini dalamnya 120 meter, lebar 35 meter dan tingginya 20 meter," tambahnya.***
 
 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x