Network
DESKJABAR – Masyarakat di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Bandung dihimbau lebih waspada terhadap resiko penularan penyakit rabies kepada manusia, terutama anjing.
Sebab, kejadian kasus penyakit rabies di Provinsi Jawa Barat kini bergeser ke Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Bandung. Semula adalah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, namun kini belum ada lagi laporan kejadian kasus rabies.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail, melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet, Supriyanto, kepada DeskJabar, di Bandung, Kamis, 7 Desember 2020 malam, menyebutkan, selama dua tahun terakhir, laporan kejadian kasus rabies terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Bandung, terutama terjadi pada hewan anjing.
“Kebanyakan terjadi pada anjing untuk berburu yang oleh masyarakat lokal disebut anjing moro yang menjadi masalah. Itu obyek yang menjadi masalah di Jawa Barat. Kami sedang berpikir bagaimana mencari solusi yang tepat,” ujar Supriyanto.
Baca Juga: Covid-19: Vaksinasi Tahap Pertama di Garut Akan Dimulai Minggu Depan
Penyebabnya, menurut dia, karena masyarakat pemelihara anjing moro atau anjing untuk berburu babi hutan, banyak yang beranggapan kalau anjing divaksin jadi lemah, penakut dan tidak bisa diajak berburu lagi.
“Padahal secara teori dan sudah dipraktekan di beberapa wilayah, anggapan tersebut sama sekali tidak benar. Tapi karena anggapan tersebut sudah jadi keyakinan, banyak pemilik anjing berburu tidak mau memvaksinkan anjingnya,” ucap Supriyanto.
Dikatakan, salah satu kebiasaan lain dari beberapa pemilik anjing berburu, jika anjing berburu tidak galak kalau bertemu babi hutan waktu diajak berburu, atau terluka parah, seringkali ditinggal di hutan.
Baca Juga: Porda Jabar 2022: Pertandingan yang Berlaga di Pangandaran Jadinya 5 Cabor
