DESKJABAR - Ada pemandangan menarik disebuah sudut area Alun alun Dadaha Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Minggu 26 Mei 2024 pagi.
Ditengah ramainya pengunjung salah satu destinasi wisata favorit yang baru diresmikan 21 Mei 2024, sejumlah anak-anak laki-laki maupun perempuan berkumpul dan antri di bawah bangunan papan panjat (panjat tebing) yang menjulang tinggi.
Dari obrolan santai dengan DeskJabar.com, ternyata mereka tengah memanfaatkan liburan weekend-nya dengan berlatih olah raga panjat tebing dipandu sejumlah pelatih atau petugas.
Pantauan dilapangan, sebelum memanjat, sang petugas terlebih dahulu memasangkan sejumlah alat keselamatan (safety belt) ditubuh mereka.
Anak-anak yang umumnya ditemani para orangtuanya itu kemudian disuruh mengantri untuk menunggu giliran memanjat.
Giliran naik, petugas kembali memasangkan pelengkap lain seperti tambang ke sabuk pengaman kemudian dibentang keatas melalui katrol khusus dan dikendalikan pelatih dari bawah. Selain itu, peserta juga diberi arahan terkait teknik-teknik memanjat sekaligus pendampingan.
Saatnya tiba, peserta pun mulai memanjat dengan meniti satu demi satu balok-balok penumpu yang ditempel pada papan dengan tinggi belasan meter tersebut.
Dari sekian banyak peserta, ada yang berhasil lolos hingga puncak, namun tak sedikit juga diantaranya yang hanya bertahan di ketinggian satu meter atau separohnya saja.
Meski begitu, mereka tampak begitu riang dan bahagia terlebih para orang tuanya terus mensuppot dan menyemangatinya.
Hafiz, seorang pemanjat asal Cipicung Mitra Batik mengaku senang bisa kembali berlatih pagi itu. Sebelumnya pelajar kelas 4 SD itu sudah dua kali memanjat. Ia mengaku tak merasa takut malah semakin penasaran untuk mengulangnya.
"Wah seru dan asik pak, saya mencoba 3 kali. Pertama 4 meter, kedua 5 meter dan hari Minggu ini 4 meter" ujar Hafiz yang bercita-cita ingin menjadi pilot itu.
Sementara itu, Rafa pelajar kelas 1 SMP asal Mitra Batik mengaku penasaran ingin mencoba memanjat meski untuk yang pertama kalinya.
"Saya penasaran ingin mencoba, sepertinya seru dan saya tidak takut karena pakai pengaman," ucap Rafa yang mengaku bercita-cita ingin jadi tentara pada DeskJabar.com
Tarif
Diketahui, untuk sekali memanjat anak-anak itu dikenakan biaya Rp5000/orang. Hal itu disampaikan petugas yang juga merupakan atlet panjat tebing Kota Tasikmalaya Kheorul.
"Ya, pak setiap anak dikenai biaya Rp5000, sementara untuk dewasa Rp10.000," ujarnya.
Menurut Kheorul, latihan panjat tebing dibuka tiap hari untuk semua kalangan dan usia. Namun untuk hari Minggu biasanya banyak peserta seumuran SD dan SMP. Selama melatih, ia berbagi tugas dengan dua temannya yang lain yakni Andri dan Iqbal.
Sebagai atlet panjat tebing, Kheorul dan timnya ingin berbagi ilmu dan juga mendorong anak-anak untuk menyenangi olahraga yang memacu adrenalin tersebut.
"Saya berharap anak-anak sejak usia dini sudah mengenal olah raga ini dan diharapkan suatu saat bisa berprestasi dan membawa harum daerah," harapnya.
Iapun bercerita ada diantaranya anak-anak usia SD binaannya yang kini tengah mengikuti kejuaraan.
Iapun berbagi tips kepada anak-anak, salah satu cara agar bisa berlatih dengan baik dan menguasai medan yakni harus ada keberanian dan percaya diri yang kuat.
"Jangan takut untuk mencoba, karena kami siapkan pengaman dan pendampingan," ujarnya meyakinkan.
Palatih lain, Andri memperkenalkan beberapa alat pengaman yang dipakai diantaranya harnes (sabuk penagaman), carabiner, caramantel dan lainnya.
Penasaran? cobalah datang ke Alun-alun Dadaha Kota Tasikmalaya.***