Kertajati, Majalengka, Diantara Bandara dan Masa Depan Pertanian Pangan, Ini yang Bakal Terjadi

22 Agustus 2023, 07:55 WIB
Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat /Instagram @infobijb

DESKJABAR – Keberadaan Bandara Kertajati BIJB Majalengka, Jawa Barat, diketahui dibangun di areal persawahan yang awalnya merupakan salah satu sumber pangan Jawa Barat. Setelah bandara tersebut jadi, ada gambaran bagaimana nasib masa depan pertanian pangan yang masih ada di sekelilingnya.

 

Lokasi Bandara Kertajati, Majalengka, berada di tengah pertanian persawahan luas di Kecamatan Kertajati. Ada pun Kertajati, lokasinya berdekatan dengan Kecamatan Kadipaten dan Kecamatan Jatitujuh, yang berada di dekat lintasan jalan raya Majalengka ke Cirebon.

Sejatinya, Kertajati merupakan kawasan pertanian persawahan luas, dengan lokasi dekat kehutanan. Pemprov Jawa Barat memutuskan membuat bandara baru di Kertajati, Majalengka sekitar tahun 2005-2019, banyak sawah kemudian tergusur diikuti banyak pihak memborong tanah untuk spekulasi bisnis.

 Baca Juga: Akan Ada Penerbangan dari BIJB Kertajati ke Bandara Nusawiru Pangandaran: Ini Jadwalnya!

Gambaran ke depan

 

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dr Ir Dadan Hidayat, Msi, dimintai komentar oleh DeskJabar, Senin, 21 Agustus 2023, soal masa masa depan pertanian pangan di Kertajati dan Kadipaten, Majalengka, ke depannya setelah ada Bandara Kertajati.

Menurut Dadan Hidayat, latar belakang yang pasti penyebab alihfungsi lahan, ada dua hal. Yaitu, jumlah penduduk yang semakin banyak, serta adanya perkembangan teknologi.

Terkait kondisi tersebut, ia menilai, perlu adanya peraturan tata ruang, untuk saling mèngamankan keberadaan kebutuhan masing-masing pengguna. Khusus Bandara Kertajati, jika arus penumpang terus meningkàt, tidak menutup kemungkinan bandara diperluas lagi.

“Namun jika melihat rencana peruntukan, sesuai aspirasi daerah peruntukan Tata Ruang, lahan pada 2 kecamatan tadi, kemungkinan besar akan beralih fungsi ke non pertanian,” ujar Dadan Hidayat.

 Baca Juga: Kertajati Majalengka, Antara Bandara Kertajati, Serta Pesawahan Sarang Tikus dan Ular Kobra

Sebagai gambaran, di Indonesia melalui Kementerian Pertanian, juga sedang gencar bagaimana meningkatkan atau mengamankan produksi pangan. Indonesia berupaya agar produksi pangan di dalam negeri aman, apalagi jumlah penduduknya semakin banyak, serta berupaya mengurangi impor beras selaku pangan utama.

Bicara sumber pangan, beberapa negara lain penghasil beras, misalnya India, Thailand, dan Vietnam, kini mempersulit ekspor karena lebih mementingkan untuk pasokan bangsa dan negaranya sendiri. Dampak perubahan iklim global yang mengancam masa depan produksi pangan, menjadi latar belakang utama.

Perbandingan

Pembangunan banyak bandara dan aneka proyek di Indonesia, sampai kini cenderung menghabisi lahan pertanian dengan berbagai alasan. Mungkin karena merasa lahan pertanian masih luas dan paling mudah dibuat aneka proyek, para pihak berkepentingan berfoya-foya memakan lahan pertanian.

 

Berbeda dengan negara maju walau mereka sebagian relatif tidak punya sumber pangan, tetapi ingin punya bandara baru. Misalnya Singapura mengurug laut ketika memperluas Bandara Changi, Jepang membuat Bandara Kansai membuat sebuah pulau buatan, juga Hongkong membuat Bandara Chek Lap Kok di pulau kosong.

Bagi yang mengingat dengan membandingkan ketika pembangunan Bandara Cengkareng Tangerang yang kini bernama Bandara Soekarno-Hatta awal tahun 1980-an, bakal mengenang dahulu di sepanjang jalur Cengkareng Tangerang masih berupa pesawahan luas.

Setelah Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng beroperasi, semakin banyak tanah di sekelilingnya beralih fungsi. Keberadaan bandara membuat banyak pihak ngiler sebagai dampak ikutan aspek potensi bisnisnya saling berkaitan, dimana kawasan sawah selaku sumber pangan menjadi korban. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: berbagai sumber Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler