DESKJABAR- Kehadiran sebuah proyek besar selalu diikuti oleh kenaikan harga tanah, yang beberapa di antaranya akibat ulah para spekulan tanah. Demikian pula yang terjadi di Ciamis, rencana pembangunan proyek Tol Getaci rupanya membuat harga tanah di Ciamis melonjak hingga 3 kali lipat.
Padahal jadwal pembangunan proyek Tol Getaci di kawasan Ciamis sampai saat ini belum ada kepastian, sejalan dengan terjadinya lelang ulang di proyek jalan tol tersebut di segmen Tahap 1 antara Gedebage Kota Bandung hingga Tasikmalaya.
Bahkan di daerah Ciamis belum ada pengukuran tanah dan pemasangan patok di lahan yang akan terkena proyek calin jalan tol terpanjang di Indonesia tersebut.
Jangankan untuk jadwal pembangunan, pengukuran dan pemasangan patok, sosialisasi proyek Tol Getaci kepada masyarakat di wilayah Ciamis yang lahannya akan terkena proyek, belum dilakukan sama sekali.
Namun, kenaikan harga lahan sudah terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Ciamis, seperti di Kecamatan Cidolog dan Kecamatan Pamarican, di antaranya akibat ulah spekulan.
Kapan Pembangunan Tol Getaci di Ciamis?
Dalam perencanaan pembangunan Tol Getaci yang dikeluarkan Kementerian PUPR sebelumnya, proyek tol yang akan membentang sepanjang 206,65 kilometer itu akan dilakukan dalam 2 tahap yakni Tahap 1 dan Tahap 1.
Adapun Tahap 1 terdiri dari Seksi 1 : Gedebage hingga Garut Utara sepanjang 45,2 kilometer dan Seksi 2 : Garut Utara – Tasikmalaya sepanjang 50,32 kilometer.
Sedangkan Tahap 2 terdiri dari Seksi 3 : Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 kilometer dan Seksi 4 : Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 kilometer.
Dalam rencana awal jadwal pembangunan Tahap 1 akan dimulai tahun 2022 dan rampung pada tahun 2024. Sedangkan Tahap 2 rencanya pembangunan mulai tahun 2027 dan rampung 2030.
Namun dengan terjadinya lelang ulang atas proyek Tol di Tahap 1 yang rencananya akan dilakukan pada April atau Mei 2023, maka rencana pembangunan di segmen ini mengalami pemunduran jadwal. Kementerian PUPR mentargetkan awal pembangunan Tol Getaci Tahap 1 pada awal 2024.
Apalagi dalam lelang ulang tersebut, BPJT atau Badan Pengawas Jalan Tol akan melelang ulang proyek di Tahap 1 itu bertahap atau per bagian.
Sehingga dengan terhadinya lelang ulang, belum ada informasi lanjutan bagaimana dengan nasib rencana pembangunan Tol Getaci di Tahap 2, termasuk yang akan melewati Ciamis.
Mengutip dari kanal YouTube Sawah Ndeso, hingga saat ini di wilayah Ciamis belum ada pengukuran tanah, pemasangan patok. Bahkan sosialisasi proyek tol ini kepada warga yang lahannya terkena proyek, belum dilakukan.
Desa di Ciamis yang Terkena Proyek Tol Getaci
CPembangunan proyek Tol Getaci yang melintas di wilayah Ciamis masuk dalam pembangunan Tahap 2, yang menurut jadwal semula awal pembangunan mulai tahun 2027.
Namun dari siteplan proyek, sudah tercantum nama desanya yang akan terlewati pembangunan Tol Getaci.
Baca Juga: Desa Selamanik Ciamis Tembus 75 Desa Wisata Terbaik, Ini Usaha yang Didorong Menteri Sandiaga Uno
Adapun nama desa yang akan terkena proyek Tol Getaci di Ciamis adalah :
Kecamatan Ciamis
Desa Linggasari.
Kecamatan Cidolog
Desa Cidolog, Desa Ciparay, Desa Hegarmanah, Desa Janggala.
Kecamatan Pamarican
Desa Bangunsari, Desa Kertahayu, Desa Margajaya, Desa Neglasari, Desa Pamarican, Desa Sidaharja, Desa Sukajadi dan Desa Sukamukti.
Kecamatan Banjarsari
Desa Cibadak, Desa Cicapar, Desa Ciherang, Desa Ciulu, Desa Purwasari, Desa Ratawangi, Desa Sindangasih, Desa Sindanghayu, dan Desa Sindangsari.
Harga Tanah Melonjak 3 Kali Lipat
Rencana pembangunan Tol Getaci rupanya juga berdampak pada knaikan harga tanah di wilayah Ciamis, yang naik hampir 3 kali lipat dari harga Rp 500.00 per bata menjadi Rp 1,5 juta per bata. Satu bata sama dengan luas 14 meter persegi.
Mengutip dari kanal YouTube Sawah Ndeso, melonjaknya harga tanah di Ciamis itu dikemukakan Kepala Desa Ciparay, Kecamatan Cidolog, Usep Hidayat. Menurutnya, di Desa Ciparay ada sekitar 60 hektare bidang tanah yang terkena proyek tol tersebut.
Baca Juga: Pemkot Bandung akan Larang PKL Eks Palaguna Berjualan, Para Pedagang Protes
Tanah yang terkena proyek dengan biaya Rp 56,2 triliun itu, di Desa Ciparay akan melewati 6 dusun. Dengan luasan 60 hektare tersebut, menurut Usep, kemungkinan halan tol yang akan melewati Desa Ciparay merupakan yang terpanjang di wilayah Ciamis.
Usep menambahkan, dari 7 dusun di Desa Ciparay, 6 dusun akan dilewati Tol Getaci yakni Dusun Tambaksari, Dusun Ciparay, Dusun Beuti, Karanganyar, Dusun Pabuaran, dan sebagian kecil Dusun Gunungsari.
Menurutnya, akibat ada proyek Tol Getaci, harga tanah naik tajam. Terutama tanah di blok-blok kampung atau dusun yang akan dilewati proyek tol tersebut..
Harga tanah sawah hujan yang semula hanya Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per bata, naik menjadi Rp Rp 1,2 juta hingga Rp 1,5 juta per bata.
“Tapi banyak yang tidak dijual mungkin menunggu realisasi pembanguna jalan Tol Getaci. Dari sekitar 60 ha tanah yang akan dilewati, belum dipastikan jumlah bidangnya. Karena sampai saat ini belum dilakukan pengukuran dan pematokan. Termasuk belum ada sosialisasi,” ujar Usep.
Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Pamarican. Salah seorang tokoh masyarakat, Wagino menyebutkan bahwa rencana pembangunan jalan Tol Getaci membuat sejumlah bidang tanah di Kecamatan Pamarican menjadi incaran banyak orang, termasuk spekulan.
Menurutnya, hal itu sudah terjadi dalam setahun terakhir. Kebanyakan orang-orang yang ingin membeli tanah di desa yang terkena Tol Getaci itu, berasal dari luar Pamarican. Mereka datang baik langsung ke lokasi maupun lewat perantara orang-orang setempat. ***