Saatnya Remaja Berperan dalam Pencegahan Stunting, Pakar Pendidikan Bagikan Tips Komunikasi Efektif

1 Juli 2022, 07:31 WIB
Webinar tentang peran remaja pada pencegahan stunting, Forum GenRe Kota Bandung gandeng pakar pendidikan bagikan tips komunikasi efektif, Rabu, 29 Juni 2022. /Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandung/

 

DESKJABAR - Remaja memiliki peranan penting dalam pencegahan stunting dan pakar pendidikan membagikan tips komunikasi efektif. Tema inilah yang dibahas pada webinar yang bertajuk GenRe!Action#4 PBL (Parenting Banget Lho) pada Rabu, 29 Juni 2022.

Forum GenRe Kota Bandung yang bernaung di bawah Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung menjadi inisiator webinar ini. Ketua Forum GenRe Kota Bandung, Sobi Jatnika menyampaikan bahwa tema stunting ini sesuai dengan tema peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 yaitu “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting”.

“Pelaksanaannya berlangsung secara hybrid, bertempat di Auditorium Bandung Creative Hub dan melalui aplikasi zoom. Kami juga mengundang perwakilan siswa-siswa SMP negeri dan swasta di Kota Bandung untuk berpartisipasi,” jelas Sobi.

Baca Juga: Jadwal Laga 7 Wakil Indonesia di Perempat Final Malaysia Open 2022 Hari ini Pukul 14.00 WIB ada Fajar Rian

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengajak remaja untuk peduli pada masalah stunting.

“Adapun Faktor-faktor yang menyebabkan stunting adalah pola asuh, pola makan, sanitasi, dan cakupan layanan kesehatan,” ujar Kenny.

Kenny menegaskan bahwa perlu adanya intervensi penerapan pola asuh dan pola makan yang tepat pada remaja. Sebab itu menjadi salah satu kunci penurunan risiko stunting pada anak di masa mendatang. Untuk itu pola komunikasi antara anak remaja dan orang tua menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Baca Juga: KEREN Kode Redeem FF Hari Ini 1 Juli 2022, Bundles, Gun Skins, Hadiah GARENA, Buruan Klaim

Pernyataan itu diperkuat oleh narasumber webinar yaitu Psikolog dan pakar pendidikan, Siti Sarah, M.Psi. Dia menyampaikan bahwa komunikasi yang baik dapat memperlancar penerapan pola asuh dan pola makan pada remaja.

Komunikasi antara orang tua dan anak remaja kadang menemui kendala karena terdapat perbedaan cara pandang. Secara tampilan fisik, remaja terlihat seperti orang dewasa. Namun, kematangan berpikir dan pengelolaan emosinya masih memerlukan bimbingan orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja pada umumnya berkaitan dengan perubahan fisik dan psikis sehingga remaja merasa tidak nyaman, aneh, dan ketakutan. Selain itu remaja sering kesulitan menyampaikan permasalahannya sehingga orang tua atau guru terkadang sulit memahami mereka.

Baca Juga: Malaysia Open 2022, 7 Wakil Indonesia Tampil di Perempat Final Jumat Hari Ini, 1 Juli 2022

Remaja juga dianggap belum memiliki pengalaman dan wawasan terhadap berbagai pilihan. Terkadang orang dewasa menganggap mereka ceroboh dalam mengambil keputusan. Hubungan pertemanan yang kuat dan saling mempengaruhi membuat mereka lebih mempercayai teman daripada orang tua sendiri.

Berkaitan dengan pola makan pada anak remaja, kita sering menemui kasus remaja yang lebih menyukai junkfood ketimbang makanan sehat. Sebaliknya, ada juga remaja yang melakukan diet demi penampilan, tapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang hal itu. Sehingga muncul permasalahan kesehatan, kurang gizi, terhambat pertumbuhannya, dan lain-lain.

Menyikapi persoalan tersebut, Siti Sarah menyarankan agar orang tua membangun komunikasi yang efektif dengan anak remaja.

“Pada dasarnya anak remaja itu membutuhkan kenyamanan, pengertian, ingin didengarkan dan dihargai serta diberi peranan,” ucap Siti Sarah.

Para orang tua diminta untuk memberikan penghayatan, penerimaan, mendengarkan dan tanggapan kepada anak. Hindari komunikasi yang agresif, pasif, manipulatif, dan submisif.

Anak remaja juga harus berupaya agar kepercayaan orang tua terbentuk sehingga lebih mampu memahami kondisinya.

“Jika ingin menyampaikan sesuatu carilah waktu yang pas dan gunakan kalimat yang bisa dipahami orang tua. Selain itu, harus bersabar terhadap respon orang tua,” tambahnya.

Komunikasi orang tua dan anak remaja dapat dianggap efektif jika pesan yang disampaikan jelas dan masing-masing menghormati hak lawan bicara. Jika hal itu terus dilakukan maka cita-cita keluarga yang berkualitas dapat terwujud.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Tags

Terkini

Terpopuler