CANDI CANGKUANG, Leles, Garut, Inilah Mitos Pantangan Masih Dipercaya

28 Desember 2021, 14:29 WIB
Candi Cangkuang, makam Arif Muhammad, dan Zaky Munawar penjaga lokasi itu. /YouTube The Ronalkimho's

DESKJABAR – Lokasi Candi Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat oleh sebagian orang masih dipercaya ada mitos berupa pantangan, dimana lokasinya berada di Kampung Pulo.

Diketahui, Candi Cangkuang merupakan segelintir peninggalan zaman Hindu di Jawa Barat yang masih tersisa, namun kini dijadikan obyek wisata sejarah.

Di sebelah Candi Cangkuang, diketahui ada makam Eyang Embang Dalem Arif Muhammad, yang kabarnya merupakan penyebar agama Islam di sekitaran daerah itu.

Melihat makam Arif Muhammad berdampingan Candi Cangkuang serta sejumlah peninggalan sejarah yang tersimpan di kantor pengurus Candi Cangkuang, tampaknya bahwa ada kaitan sejarah era Islam yang mengakhiri zaman Hindu di lokasi tersebut.

Baca Juga: Perkebunan Karet Rakyat di Malangbong, Garut, Bergairah, Pendapatan Bagus Melalui Inovasi Integrasi Usaha

Hanya saja, sampai kini masih ada sejumlah mitos pantangan yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat sekitar Candi Cangkuang.

Padahal, dalam agama Islam diketahui tidak mempercayai suatu mitos. Bahkan, makam Arif Muhammad pun berkembang dijadikan mitos, walau hanya sebagian orang saja yang masih percaya.

Disebutkan, diantara pantangan dan misteri yang masih dipercaya sebagian orang adalah soal alat musik tradisional gong, peliharaan hewan, bentuk atap rumah, serta waktu berziarah ke makam Arif Muhammad.

Baca Juga: Kisah Seram Perjalanan Bandung ke Garut, Supir Ambulance Diganggu Jin Qorin Jenazah Penganut Ilmu Hitam

Ada gambaran soal mitos di Candi Cangkuang dan sekitarnya, yang dimunculkan pada Gambaran ini muncul pada YouTube The Ronalkimho's, “HOROR! JANGAN PERNAH LAKUKAN HAL INI DI SITU CANGKUANG - KISAH MISTIS LEGENDA SITU CANGKUANG GARUT,” diunggah 5 Maret 2021.

YouTubernya, yaitu Kimho pernah mewawancarai seorang penjaga Candi Cangkuang, bernama Zaky Munawar, yang bercerita asal muasal mitos larangan menabuh gong besar dari perunggu di lokasi itu.

Disebutkan Zaky Munawar, soal mitos atau lebih tepatnya sebagai “pamali” atau pantangan, berkaitan sejarah kecelakaan yang dialami anaknya Arif Muhammad.

Diceritakan, pantangan ini berawal ketika anak Arif Muhammad akan disunat dan diarak keliling kampung, diiringi musik gamelan.

Baca Juga: LOKASI SERAM Dekat Tol Cisumdawu, Sumedang, Ada Kuburan Keramat Banyak Sesajen

Tiba-tiba seekor unggas entog yang panjang dan besar menimpa, lalu anaknya Arif Muhammad jatuh lalu meninggal seketika.

Sejak saat itulah, kata Zaky Munawaran, tidak ada lagi yang berani menabuh gong besar, terutama dari bahan perunggu di sekitaran Candi Cangkuang.

Kemudian muncul pula mitos tidak boleh berziarah (ke makam Arif Muhammad) pada hari Rabu.

Masyarakat Kampung Pulo juga tidak berani memelihara hewan berkaki empat, selain kucing. Artinya, tidak ada usaha peternakan domba, kambing, dan sapi di Kampung Pulo.

Baca Juga: SUMEDANG, Banyak Jenazah dari Kuburan di Jatinangor Tergusur Tol Cisumdawu Dipindahkan

Selain itu, warga Kampung Pulo juga tidak boleh menambah jumlah rumah melebihi enam rumah, serta bentuk atap yang harus memanjang.

Karena itu, di sekitar Kampung Pulo Candi Cangkuang itu hanya ada enam buah rumah adat.

Boleh jadi, larangan menabuh gong itu lebih kepada sesuatu yang bersifat trauma.

Nah, soal tidak boleh berziarah pada hari Rabu, belum ada penjelasan. Sebab, dalam agama Islam tidak mengenal mitos pantangan hari.

Baca Juga: KISAH Para Pemilik Warung Jualan Malam Hari di Tengah Kuburan di Kejaksan, Cirebon

Namun catatan resmi soal sejarah Candi Cangkuang yang selama ini tercatat, yaitu, pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita.

Penemuan itu berdasarkan laporan Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan tahun 1893.

Pihak Belanda menemukan sebuah arca Dewa Syiwa (dewa Hindu, kadang ditulis pula Shiwa, atau Siwa) yang rusak, serta sebuah makam kuno (makam Arif Muhammad) di bukit Kampung Pulo, Leles.

Yang menjadi unik, adalah makam Arif Muhammad dan patung Dewa Swiya yang menjadi Candi Cangkuang lokasinya berdampingan. ***

 

 

 

 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Berbagai Sumber YouTube The Ronalkimho's

Tags

Terkini

Terpopuler