PTPN VIII Afdeling Cikopo Selatan, Dahulunya Tempat Peristirahatan Para Pelaut Nazi Jerman

4 Februari 2021, 07:48 WIB
Penulis di makam angkatan laut Nazi Jerman di Perkebunan Cikopo Selatan sambil membawa mainan replika dari plastik senjata MP-40 yang dahulu merupakan salah satu perlengkapan mereka, semasa di Indonesia semasa Perang Dunia II, serta awak kapal selam Nazi Jerman U-219 di Jakarta, tahun 1944. /Dok Kodar Solihat/DeskJabar dan dok Peter Marl/Lexikon de Wehrmacht.

DESKJABAR – Sengketa lahan perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara VIII Perkebunan Gunung Mas, Afdeling Cikopo Selatan, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, dengan para okupan di lokasi tersebut terus berlanjut.

Seperti diketahui, bahwa PTPN VIII sedang teruis melakukan somasi, mempersoalkan terhadap sangat banyak pihak yang menduduki areal Afdeling Cikopo Selatan secara tidak sah. Termasuk pula yang sedang dihebohkan, yaitu terhadap pesantren Markaz Syariah milik FPI yang dipimpin Habib Rizieq dan sangat banyak pihak lainnya.

Kondisi PTPN VIII Afdeling Cikopo Selatan kondisinya kini sangat memprihatinkan. Banyak areal yang sudah didirikan bangunan yang dianggap illegal oleh PTPN VIII selaku pemegang Hak Guna Usaha (HGU).

Afdeling Cikopo Selatan, sebenarnya dahulu merupakan unit perkebunan tersendiri. Namun menjelang tahun 1980-an, Perkebunan Cikopo Selatan kemudian digabungkan dengan Perkebunan Gunung Mas.

Namun sebenarnya, areal bagian Perkebunan Cikopo Selatan ini memiliki nilai bersejarah dunia. Jadi kondisi rusaknya PTPN VIII Perkebunan Cikopo Selatan ang kini menjadi hanya afdeling ini akibat ulah sejumlah pihak, adalah ulah merusak sejarah dunia.

Berdasarkan catatan dikumpulkan penulis DeskJabar dari berbagai sumber, Perkebunan Cikopo Selatan dahulu semasa Perang Dunia II, merupakan tempat berwisata dan beristirahatnya para tentara angkatan laut Nazi Jerman yang disebut Kriegsmarine.

Mengapa demikian, karena pada masa-masa itu pemilik Perkebunan Cikopo Selatan ini adalah perusahaan perkebunan asal Jerman, yaitu  NV Straits und Sunda Syndikat's yang berpusat di Batavia atau kini Jakarta.

Para pelaut Nazi Jerman atau Kriegsmarine tersebut, berada di Batavia atau Jakarta pada tahun 1940 s.d 1945. Saat itu banyak kapal angkut militer dan kapal selam Nazi Jerman datang dan pergi dengan berpangkalan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Pengelolaan Perkebunan Cikopo Selatan masih dilakukan oleh perusahaan Jerman sampai pasca Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Namun kemudian, Perkebunan Cikopo sempat diambilalih oleh perusahaan Belanda, lalu dinasionalisasi oleh Republik Indonesia menjadi Perusahaan Perkebunan Negara.

Suasana Afdeling Cikopo Selatan, Perkebunan Gunung Mas, Megamendung, Puncak, Bogor, yang kondisi arealnya banyak dijarah sejak tahun 2003. DeskJabar

Makam pelaut Nazi Jerman

Pada masa-masa antara tahun 1945 pula, ada sepuluh awak kapal selam Nazi Jerman yang meninggal di Indonesia, terutama di Bogor, di Perkebunan Cikopo Selatan, Jakarta, dan Surabaya, kemudian dimakamkan di Perkebunan Cikopo Selatan itu.

Mereka ada yang meninggal karena sakit ketika diinternir oleh pihak Jepang, maupun sakit di Perkebunan Cikopo, pasca menyerahnya Jerman dari Perang Dunia II, 8 Mei 1945. Namun ada pula yang terbunuh oleh pihak Indonesia selama tahun 1945, karena disangka orang Belanda.

Mantan awak kapal selam Nazi Jerman terakhir yang dahulu sering mengunjungi makam di Perkebunan Cikopo Selatan tersebut, adalah Peter Marl namun kondisinya sudah tua pada tahun 1999 dan 2002.

Semasa kunjungan ke tempat tersebut, Peter Marl didampingi seorang peneliti budaya asal Jerman yang telah lama bermukim di Bogor, yaitu Herwig Zahorkha, yang akrab dengan saya selaku penulis sejak tahun 2006 dan menceritakan kesaksian Peter Marl tersebut.

Saya penulis pun sempat berkomunikasi dengan salah seorang mantan awak kapal Nazi Jerman tersebut, Peter Marl, melalui e-mail, pada tahun 2006. Namun setelah itu, ia tak ada lagi kabarnya, kemungkinan ia kemudian meninggal dunia.

Informasi dikorek penulis dari sejumlah catatan pihak Sekutu pada tahun 1945, dan Nationaal Archief Belanda, para Angkatan Laut Nazi Jerman tersebut baik semasa perang maupun usai perang, aktif membantu perjuangan pihak Indonesia untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan semasa tahun 1943 sampai 1947.  

Makam para tentara Angkatan Laut Nazi Jerman di Perkebunan Cikopo Selatan tersebut bernama Deutscher Soldatenfriedhof, sejak lama sudah dikelola oleh Kedutaan Republik Federal Jerman. (Kodar Solihat/DeskJabar) ***

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler