Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov Membantah Spekulasi Presiden Rusia Vladimir Putin Sakit

- 30 Mei 2022, 16:55 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia diisukan sedang dalam keadaan sakit.  /Pixabay/DimitroSevastopol/
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia diisukan sedang dalam keadaan sakit. /Pixabay/DimitroSevastopol/ /Strait Times/

DESKJABAR – Putin diisukan sedang dalam keadaan sakit, dalam beberapa hari ini, padahal ia sehat-sehat saja.

Namun demikian, ternyata kabar itu hanya isapan jempol belaka, karena ternyata Presiden Rusia, Vladimir Putin sehat-sehat saja.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov membantah spekulasi bahwa Presiden Vladimir Putin sakit, dengan mengatakan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan penyakit apa pun, pada hari Minggu (29 Mei).

Kesehatan dan kehidupan pribadi Putin adalah hal yang tabu di Rusia, dan hampir tidak pernah dibahas di depan umum.

Menjawab pertanyaan dari penyiar Prancis TF1, diplomat top Rusia mengatakan: "Saya tidak berpikir bahwa orang waras dapat melihat pada orang ini tanda-tanda semacam penyakit atau penyakit."

Lavrov mengatakan, bahwa Putin, yang akan berusia 70 tahun pada bulan Oktober, muncul di depan umum setiap harinya.

Baca Juga: VIRAL di Media Sosial, Ditemukan Indomie di Perang Rusia Ukraina, Ini Penjelasan Kemenlu RI

"Anda dapat melihatnya di layar, membaca dan mendengarkan pidatonya," kata Lavrov dalam komentar yang dirilis oleh kementerian luar negeri Rusia baru-baru ini.

"Saya menyerahkannya kepada hati nurani mereka yang menyebarkan desas-desus seperti itu."

Putin, yang telah berkuasa di Rusia selama lebih dari dua dekade, mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia.

Serangan Moskow telah menewaskan ribuan orang, memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II, dan menyebabkan sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow.

Gubernur Luhansk mengatakan, pasukan Rusia bergerak lebih dalam ke Severodonetsk.

Pasukan Rusia memasuki pinggiran kota Severodonetsk di Ukraina, kata seorang gubernur regional pada Senin (30 Mei).

Ia menggambarkan pertempuran itu sebagai "sangat sengit" di sebuah kota yang menjadi tujuan utama serangan Moskow di Donbas.

Baca Juga: RUSIA UKRAINA, Ujian Berat Warga Mykolaiv Ukraina Pasca Perang Kesulitan Air Bersih

Baku tembak pun sempat menewaskan dua warga sipil dan melukai lima lainnya ketika pasukan Rusia maju ke daerah pinggiran tenggara dan timur laut kota itu, kata Gubernur wilayah Luhansk, Serhiy Gaidai.

"Sayangnya kami mendapat berita mengecewakan, musuh bergerak ke kota," kata Gaidai kepada televisi nasional.

Penembakan yang tak henti-hentinya membuat pasukan Ukraina mempertahankan reruntuhan di Severodonetsk.

Tetapi penolakan mereka untuk mundur telah memperlambat serangan besar-besaran Rusia di seluruh wilayah Donbas di Ukraina timur.

"Sekitar 90 persen bangunan rusak. Lebih dari dua pertiga persediaan perumahan kota telah hancur total. Tidak ada telekomunikasi," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dalam pidato yang disiarkan televisi.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov pada hari Minggu mengatakan, pembebasan Donbas, kawasan industri yang mencakup Luhansk dan Donetsk, adalah prioritas tanpa syarat untuk Moskow.

Baca Juga: Rusia - AS Makin Tegang, 963 Warga AS Dilarang Masuk ke Rusia, Selain Joe Biden, Inilah Mereka

Seperti dikutip DeskJabar.com dari laman straitstimes.com, sementara itu pasukan Ukraina di Donbas mengatakan, mereka bertahan sepanjang hari pada hari Minggu.

Pasukan Rusia menembaki 46 komunitas di wilayah Donetsk dan Luhansk, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil, melukai dua lainnya atau menghancurkan atau merusak 62 bangunan sipil.

Penembakan Rusia juga berlanjut pada hari Minggu di beberapa wilayah seperti di Novy Buh di Mykolaiv dan Sumy.

Seorang tentara Ukraina yang berpatroli di parit dekat kota Bakhmut, barat daya Severodonetsk, berbicara tentang ketakutannya.

Bahwa pemerintahnya dapat ditarik dan membuat negosiasi untuk mengakhiri konflik yang akan mengakibatkan Ukraina kehilangan wilayah.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Straits Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah