Interest Pelajar Melihat Petilasan Sejarah dan Budaya di Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga Tinggi

- 7 Juni 2023, 10:56 WIB
Beberapa siswa memperhatikan replika kereta Paksi Naga Liman yang berada di teras Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga, Selasa 6 Juni 2023
Beberapa siswa memperhatikan replika kereta Paksi Naga Liman yang berada di teras Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga, Selasa 6 Juni 2023 /Dicky Harisman/

 

DESKJABAR – Bandung tak hanya dikenal karena memiliki wisata alam yang indah  seperti kawasan Pangalengan, Ciwidey dan Lembang.

Bandung juga memiliki wisata edukasi seperti Museum Geologi dan Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga, yang merupakan salah satu wisata budaya Bandung yang banyak dikunjungi wisata terutama para pelajar.

Setiap harinya tak kurang dari 100 orang pelajar dan masyarakat umum berkunjung ke Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga Kota Bandung untuk menggali petilasan sejarah budaya yang pernah terjadi di Jawa Barat di masa lalu.,

Letak Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga,yang berada di tengah kota Bandung depan Taman Tegalega Kota Bandung (Jalan BKR) membuatnya mudah untuk diakses pengunjung dari berbagai penjuru.

Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga, beroperasi pada hari kerja dengan jam operasi mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB dari hari Selasa-Jumat.

Baca Juga: Uji Adrenaline di kawasan wisata Museum Angkut. Duduk di samping pembalap sambil Drag Race, Mendebarkan

Pada hari Sabtu-Minggu Museum tutup lebih awal  yakni pada pukul 08.00 - 14.00 WIB.

Museum ini tutup pada hari Senin/libur nasional.

Menurut pemandu Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga, Wilda yang sedang bertugas pada Selasa 6 Juni 2023 kemarin saat berbincang dengan DeskJabar, kunjungan ke Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga sebelum ujian Sekolah sehari bisa mencapai 1.000 pengunjung.

Sedangkan pada musim ujian kunjungan pelajar dan umum sekitar 100-200  orang. Dari sekian banyaknya pengunjung 30 persen berasal dari masyakarat umum yang interest pada sejarah budaya yang ada di Jawa Barat.

Tiket masuk Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga termasuk sangat murah untuk wisata budaya yang banyak memberikan informasi dan literasi budaya yakni tiket untuk dewasa Rp 3.000 dan anak-anak Rp 2.000.

Wilda menyebutkan dari sekian banyaknya pengunjung yang berasal dari kalangan pelajar ada yang datang dari berbagai kota dan kabupaten di Pulau Jawa dan Sumatera Selatan.

Minat siswa pada Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga ini sangat beragam, mereka masing-masing memiliki interest pada beberapa  kategori peninggalan budaya seperti Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Nusmismatika, Filologika, Seni Rupa dan Teknologi.

Merunut pada sejarah pendirian Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga Kota Bandung ini didirikan pada tahun 1974, dan diresmikan pada tanggal 5 Juli 1980 dengan nama Museum Negeri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr Daud Yusuf. 

Pada tahun 1990, Museum ini berubah nama menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga.  Nama Sri Baduga adalah nama seorang Raja Agung kerajaan Sunda yang beragama Hindu di Jawa Barat.

Beberapa koleksi yang ada di  Museum Sri Baduga adalah benda bersejarah dan benda antik yang bernilai seni tinggi seperti keberadaan patung pada jaman Megalitikum, pakaian adat, rumah, perkakas, alat musik tradisional dan masih banyak lagi. 

Dikelola dibawah Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga memiliki  fasilitas seperti  Auditorium, ruang seminar, ruang temporer untuk Museum Expo, Mushola, Toilet lahan parkir yang cukup luas.

“Banyak pengunjung dari kalangan pelajar yang bertanya apakah di Museum ini terdapat Dinosaurus?”  ujar Wilda tersenyum.

Wilda melanjutkan di Museum ini terdapat beberapa peninggalan sejarah yang ada di lantai pertama dengan dominasi peninggalan situs. Di lantai 2 gedung ini terdapat koleksi dan literasi tentang sejarah masuknya  agama Islam ke Jawa Barat sampai dengan pengaruh kolonial.

Di lantai 2 juga terdapat beberapa koleksi busana pengantin sub kultur yang ada di Jawa Barat, alat mencari ikan, alat bertani, ada alat yang masih digunakan sampai saat ini.

Koleksi-koleksi mata uang, lampu-lampu,  beberapa ragam mata pencaharian, dan alat kesenian tradisional ditempatkan di lantai 3, pungkas Wilda.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x