DI Tengah Euforia Film Avatar 2:The Way of Water, Kelompok Pribumi Serukan Boikot, Ini Alasannya

- 22 Desember 2022, 09:52 WIB
Di tengah euforia film Avatar 2: The Wao of Water, mereka menghadapi seruan boikot dari kalangan pribumi suku Indian di Amerika Serikat
Di tengah euforia film Avatar 2: The Wao of Water, mereka menghadapi seruan boikot dari kalangan pribumi suku Indian di Amerika Serikat /avatar.com/

DESKJABAR – Saat ini industri hiburan tengah terjadi euforia dengan telah dirilisnya film Avatar 2: The Way of Water.

Sejak dirilis pertama kali pada 16 Desember 2022 hingga hari ini atau sepekan setelah pemutaran perdana, Film karya James Cameron tersebut telah meraup 300 juta dolar atau setara dengan Rp 4,6 triliun.

Namun di tengah euforia tersebut, justru kalangan pribumi di Amerika Serikat menyerukan boikot yang mengajak mereka untuk tidak menonton film Avatar 2 : The Way of Water.

Mereka menuduh, seperti juga sekuel sebelumnya Film Avatar 1 yang dirilis pada tahun 2009, film tersebut menceritakan tentang perampasan budaya.

Film Avatar 2 : The Way of Water Perampasan Budaya

Seruan boikot kepada orang-orang untuk tidak menonton film Avatar 2:The Way of Water, pertama kali diserukan oleh seniman Indian dari Suku Navajo, Yue Begay.

Baca Juga: INILAH Kehebatan Suku Bajo yang Jadi Inspirasi Film Avatar 2 :The Way of Water, Orang Dengan Limpa Lebih Besar

“Bergabunglah dengan Pribumi & kelompok Pribumi lainnya di seluruh dunia untuk memboikot film mengerikan & rasis ini,” cuit Yuè Begay, seorang seniman Navajo dan ketua bersama  Indigenous Pride Los Angeles  .

“Budaya kita diapropriasi dengan cara yang berbahaya untuk memuaskan kompleks penyelamat beberapa pria [emoji bendera putih],” lanjutnya.

Sebenarnya seruan boikot ini juga pernah dilakukan saat film Avatar 1 dirilis pada tahun 2009, namun tidak mendapatkan banyak respon yang massif.

Seperti juga di film Avatar 1, di film sekual lanjutannya juga menceritakan tentang pelarian suku Omaticaya yang hidup di hutan belantara, yang diserang pasukan penjajah dari bumi.

Mereka kemudian diterima oleh suku yang hidup di dekat laut yakni suku Metkayina. Namun mereka masih menghadapi pasukan oenjajah yang berbasis di bumi.

Baca Juga: SEJARAH Hari Ibu, Diputuskan di Kongres Perempuan 1938 di Bandung dan Diresmikan Presiden Soekarno pada 1959

James Cameron Dituduh sebagai Anti Pribumi

Faktor lain yang memicu munculnya boikot adalah komentar James Cameron pada tahun 2010 yang dimuat di media massa tentang suku Lakota Sioux.

Komentar yang mendapat respon dari kalangan pribumi adalah komentar sang sutradara peraih Oscar tersebut yang mengatakan bahwa kolonisasi dan pemindahan penduduk asli Amerika adalah sebagai kekuatan pendorong.

Namun, satu komentar khusus telah membuatnya marah karena beberapa orang merasa pernyataan Cameron tersbut itu berkontribusi pada retorika anti-Pribumi.

“Saya merasa seperti 130 tahun yang lalu menonton apa yang mungkin dikatakan Lakota Sioux pada suatu titik ketika mereka didorong dan dibunuh dan mereka diminta untuk mengungsi dan mereka diberi semacam kompensasi, " kata Cameron.

Baca Juga: ATASI Banjir di Wilayah Arcamanik, Pemkot Bandung Bangun Kolam Retensi Cisanggarung

“Ini adalah kekuatan pendorong bagi saya dalam menulis Avatar, saya tidak bisa tidak berpikir bahwa jika mereka [the Lakota Sioux] memiliki jendela waktu dan mereka bisa melihat masa depan…,” lanjutnya.

“dan mereka bisa melihat anak-anak mereka  melakukan bunuh diri dengan tingkat bunuh diri tertinggi di negara ini … karena mereka tidak punya harapan dan mereka adalah masyarakat buntu – yang sedang terjadi sekarang – mereka akan berjuang lebih keras lagi,”tulisnya.

Sementara itu hingga Rabu 21 Desember 2022, penayangan film Avatar 2: The Way of Water telah mencetak penghasilan 18,3 juta di bioskop domestik di Amerika Serikat.

Jumlah sebanyak itu telah melampaui rekor sebelumnya yang dibuat film Rise of Gru yang mencapai angka 17,5 juta dolar.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah