DESKJABAR – Saat ini industri hiburan tengah terjadi euforia dengan telah dirilisnya film Avatar 2: The Way of Water.
Sejak dirilis pertama kali pada 16 Desember 2022 hingga hari ini atau sepekan setelah pemutaran perdana, Film karya James Cameron tersebut telah meraup 300 juta dolar atau setara dengan Rp 4,6 triliun.
Namun di tengah euforia tersebut, justru kalangan pribumi di Amerika Serikat menyerukan boikot yang mengajak mereka untuk tidak menonton film Avatar 2 : The Way of Water.
Mereka menuduh, seperti juga sekuel sebelumnya Film Avatar 1 yang dirilis pada tahun 2009, film tersebut menceritakan tentang perampasan budaya.
Film Avatar 2 : The Way of Water Perampasan Budaya
Seruan boikot kepada orang-orang untuk tidak menonton film Avatar 2:The Way of Water, pertama kali diserukan oleh seniman Indian dari Suku Navajo, Yue Begay.
“Bergabunglah dengan Pribumi & kelompok Pribumi lainnya di seluruh dunia untuk memboikot film mengerikan & rasis ini,” cuit Yuè Begay, seorang seniman Navajo dan ketua bersama Indigenous Pride Los Angeles .
“Budaya kita diapropriasi dengan cara yang berbahaya untuk memuaskan kompleks penyelamat beberapa pria [emoji bendera putih],” lanjutnya.
Sebenarnya seruan boikot ini juga pernah dilakukan saat film Avatar 1 dirilis pada tahun 2009, namun tidak mendapatkan banyak respon yang massif.