Dua jam perjalanan yang dibutuhkan dari pos Kalimati sampai ke pos Arcopodo hingga pendaki akan sampai di batas vegetasi hutan dan puncak.
Ada Jembatan yang terbuat dari kawat Sling berukuran besar di kawasan perbatasan hutan, jembatan ini dipasang dengan tujuan untuk keselamatan pendaki yang turun dari puncak yang bisa saja jatuh setelah menuruni turunan ‘Gila” nya Semeru.
Para Pendaki Semeru sepakat bahwa perjalanan “terbuas” itu adalah saat kaki mulai bertemu dengan tanjakan berpasir kerikil andesit (pasir nya sebagian terbawa oleh bekas langkah pendaki dari atas puncak saat turun) tercecer di trek pendakian menuju puncak dan menimbulkan kesulitan tersendiri saat melakukan Sprint ke puncak.
Baca Juga: El Clasico Indonesia BRI Liga 1 Persib vs Persija, Luis Milla Pastikan Anak Asuhnya Main All Out
Tanjakan yang dihadapi pendaki menuju puncak adalah tanjakan dengan kemiringan 90 derajat dengan jalurnya penuh dengan pasir. Satu meter mendaki, dua meter tubuh melorot, begitu dan begitu seterusnya.
Membuat pendaki keder campur putus asa. Hanya puncak lah yang mampu melenyapkan keputus asaan para pendaki.
Jalur pendakian ke puncak Mahameru saat ini sudah bergeser akibat letusan Mahameru beberapa puluhan tahun lalu.
Kini treknya tidak sesadis di tahun 90an sebelum letusan dahsyat Tapi bukan berarti pendaki ceroboh tidak hati-hati.