Kelompok Jazz Black Fantasy, Tawarkan Warna Latin Fusion yang Jarang Dimainkan Band Jazz di Indonesia

- 20 September 2022, 21:09 WIB
Kaset Black Fantasy “Kencana” yang pernah menjadi hits musik Jazz di paruh tahun 1980-an
Kaset Black Fantasy “Kencana” yang pernah menjadi hits musik Jazz di paruh tahun 1980-an /DeskJabar/Dicky Harisman/

DESKJABAR - Musik Jazz tanah air pada dekade tahun 1980-an lebih leluasa berkembang dibandingkan  dengan  tahun 2000-an.

Hal itu terjadi karena pasar musik Indonesia sedang mengalami gairah yang sangat bagus.

Banyak artis dan grup band yang lahir di paruh tersebut. Musik Rock, pop, pop kreatif, Jazz hingga ke musik lainnya tumbuh subur seperti jamur di musim hujan.

Musik Jazz banyak melahirkan nama penyanyi di paruh tahun 1980-an, ada nama Dian Pramana Poetra, Utha Likumahuwa, Henry Manuputty, Sandro Tobing, Harvey Malaiholo, Christ Kayhatu, January Christy, Vina Panduwinata, Emile S Praja, Ermy Kullit, dan Fariz RM.

Baca Juga: Beri Pengaruh Positif pada Permainan Tim, Luis Milla Sukses Angkat Prestasi Persib Bandung

Beberapa grup band dengan spesialis musik Jazz di tahun 1980-an ada Krakatau, Karimata, Bhaskara, Staff Band, Funk Section, Spirit Band, Emerald, dan Black Fantasy.

Meski tidak terlalu banyak publik musik yang tahu keberadaan band ini, namun grup band pengusung latin Fusion ini sangat disukai para pecinta musik khususnya musik Jazz di tahun 1980-an.

Grup band Black Fantasy dibentuk oleh alumni SMAN 6 Jakarta. Band Jazz bercorak latin fusion ini dikenal sering memainkan lagu-lagu dari band mancanegara pengusung musik Jazz fusion seperti Koinonia, Casiopea, Spyro Gyra sampai ke pianis Dave Grusin.

Personel awal Black Fantasy terdiri dari Luli Widharmadi - piano, keyboards, Angkie BP - gitar, Adi Prasodjo - perkusi, Yayang - drums, Surez Ariesta  - bass, Binu  - vokal, Kemala Ayu - vokal serta brass section: Dandun Sampurno - flute, saxophone, Rio Ismawan - trumpet dan Akhiruddin -  trombone.

Baca Juga: Tempat Seru dan Asyik Nongkrong Bersama Pasangan, Cafe Hits di Bandung, Wisata dengan View Alam Indah

Formasi ini sebetulnya  bukan formasi asli Black Fantasy. Drummer Yayang menggantikan Uce Haryono yang tengah sibuk dengan kelompok Jazz Fusion, Karimata. Sedangkan vokalis utama mereka Emile S Pradja tengah terikat kontrak sebagai penyanyi solo pada sebuah label musik dan posisinya digantikan oleh Kemala Ayu.

Meski memiliki skill hebat dari para pemainnya, Black Fantasy  tidak bisa mempertahankan kelanggengannya. Setelah merampungkan tiga album, band asal Jakarta ini vakum dan tak terdengar lagi kiprahnya hingga sekarang.

Album cemerlang mereka ada pada album “Kencana” yang menawarkan komposisi harmoni jazz karya mereka sendiri.

Nuansa latin Jazz yang rancak terdengar dalam beberapa lagu instrumental mereka seperti “Diego”,”Highway”, dan “Break Time’.

Beberapa lagu manis yang dibawakan vokalis Binu dan Kemala Ayu  menjadi pertimbangan band ini untuk mensiasati pasar musik pop.

Baca Juga: GIRLS, Kalau Kamu Berencana Solo Traveling, Coba Tips Ini Agar Perjalanan Kamu Tetap Aman dan Nyaman

Kehadiran penyanyi Ahmad Albar di lagu Sapa Pertiwi ingin memberikan ruang musik Jazz yang lebih luas kepada publik musik.

Selain album “Kencana” Black Fantasy juga sempat merilis demo album bersama  Ir. Tjandra Ghozalli dengan single Sweet Bossas tahun 1985 dan demo album sebagai pelangkap dari sebuah Majalah audio.

Grup Band ini membawakan komposisi Fusion Jazz dari Koinonia, Dave Grusin, Hubert laws, Antonio  Carlos Jobim, Casiopea, Spyro Gyra, David Foster, Himiko Kikuchi dan lagu yang mereka tulis sendiri. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x