Orang-orang mulai menjadi detektif dadakan, "oke, ini kesalahan saya yang mungkin sangat fatal, dimana saya salah menanggapi narasumber, bahwa kesemuanya bila perlu, disamarkan saja, atau tidak usah ditulis untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," tulis SimpleMan.
Malah, awalnya narasumber berpesan, cerita ini tidak usah dipublikasikan saja, dan untuk pembelajaran pribadi.
"Semacam pengingat bahwa dimanapun saya berada, tolong, junjung tinggi tata krama, tapi, saya ngeyel, saya berpikir, pesan beliau ini kenapa tidak disampaikan ke khalayak," tukas SimpleMan.
Karena toh ada pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini. Itu, yang membuat SimpleMan tetap nekat meminta ijin, agar cerita ini tetap diterbitkan tanpa keinginan cerita ini akan menjadi viral. "Serius, saya gak mikir ini sebelumnya," jelas SimpleMan.
Di sini, SimpleMan banyak sekali membaca komentar yang merujuk pada lokasi.
"Mohon maaf, saya sudah susah mencoba membuat semuanya samar, kemudian tetap saja dipublikasikan rujukan tempatnya, ya sudah, saya yang salah juga, saya lupa, bila semua sudah dilemparkan ke ranah publik," katanya.
Maka sudah bukan menjadi hak milik SimpleMan lagi, sudah banyak ratusan atau ribuan kepala yang akan mencoba memecahkan rujukan tempat ini.
Dari sekian komentar, ada yang ngawur, ada yang asal ngomong, ada yang mendekati dan bahkan, ada yg benar-benar tepat lokasinya.