Selama ini, Los Angeles lebih muncul ke dunia, sebagai dikenal daerah elit, seperti Beverly Hills sampai pantai, merupakan daerah glamour dengan harga-harga yang mahal.
Kembali kepada daerah kelas menengah ke bawah di Los Angeles, pada jalur ditunjukan M Hidayat, juga tampak serabutan dan banyak sampah, gelandangan, dsb.
Ada pun yang dijual para PKL di Los Angeles sama pula di Indonesia, misalnya makanan dan minuman seperti sejenis rujak, es campur, limun, aneka makanan, pakaian, tas, sepatu, kaos kaki, barang loakan, barang elektronik, dsb.
Yang membedakan, adalah ruas jalan di Los Angeles, jauh lebih lebar dibandingkan di Indonesia, khususnya Kota Bandung.
Namun selebihnya, banyak pemandangan PKL dan orang-orangnya yang cukup mirip dengan di Indonesia, termasuk di Bandung, misalnya jualan dengan ngampar, dorongan, dan pasang tenda di trotoar.
Ada juga yang sama, dimana para PKL di Los Angeles, juga menyetel musik dengan suara keras ketika berdagang, biasanya musik ala Meksikoan.
Baca Juga: 10 FAKTA Ade Armando, Dosen UI Hingga Lulusan Amerika Serikat dan Bonyok Saat Aksi 11 April 2022
Sedangkan di Indonesia, biasanya PKL yang berdagang, memutar musik dangdut koplo.
Nah, di Los Angeles tampak pula ada semacam preman, yang dengan cueknya mengambil barang dagangan PKL, misalnya sepatu.