Musik Jazz dunia Era 1980an, Inggris Populerkan Grup Shakatak dan Matt Bianco, Jepang Bangga dengan Casiopea

15 Desember 2023, 19:23 WIB
Dua rekaman Compact Disc dari grup Jazz Funk asal Inggris, Shakatak dan grup Matt Bianco yang dirilis pada tahun 1980 an. /deskjabar/Dicky Harisman/

DESKJABAR – Tulisan ini masih bicara tentang perkembangan musik 80-an di pelbagai dunia termasuk di Indonesia di paruh tahun tersebut.

Seperti disampaikan di tulisan sebelumnya, Musik 80 an disemarakkan oleh pertumbuhan hampir di semua genre musik.

Baca Juga: 50 Tahun Pengabdian TK Anglia Kota Bandung, Disemarakkan dengan Festival Budaya Sunda

Salah satu genre musik yang hidup subur di paruh tahun 1980 an adalah musik Jazz, musik yang berasal dari New Orleans Amerika ini mewabah ke berbagai penjuru dunia termasuk di Indonesia.

Selain dari Amerika sebagai tempat lahirnnya musik Jazz, ada grup band asal Inggris yang juga berbicara di tingkat internasional bernama Matt Bianco dan grup pengusung Jazz Funk, Fusion Jazz bernama Shakatak. Selain dua grup tadi ada juga penyanyi Jazz bertimbre sangat bagus bernama Sade Adu.

Sade Adu dikenal di tahun 1980 an melalui hits radio nya berjudul "Smooth Operator".

Dari Polandia ada penyanyi bersuara khas, Basia yang kerap bekerjasama dengan grup Matt Bianco di sisi vokal.

Catatan perkembangan musik Jazz dunia dari negara lain hadir dari Alagoas dengan kehadiran penyanyi nyentrik yang juga piawai bermain gitar bernama Djavan Caetano Viana dengan nama panggung Djavan.

Bersama musisi lainnya, Sergio Mendes. Dua musisi hebat ini telah mewarnai belantika musik Jazz dunia di tahun 1980 an.

Keyboardis, penulis lagu kreatif Sergio Mendes kerap menorehkan lagu berbahasa Brasil yang mendunia.

Tak kalah banyak datang dari negeri Sakura Jepang. Dari negeri ini muncul banyak musisi maupun grup band pengusung Jazz seperti Casiopea yang lahir dari beberapa contest Jazz di negerinya.

Casiopea dengan Issei Norro pada lead gitar yang menjadi frontman grup Jazz Rock dengan lagu-lagu hitsnya seperti “Hale”, “Midnight Rendezvous”, “Galactic Funk”, “Asayake”, dan “Back Joke” ini menjadi inspirasi berbagai grup band anak muda di saat itu termasuk juga grup band dari Indonesia seperti Krakatau, Karimata, Trans Band dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Lakbok Raih Juara Umum MTQ Ke-45 Tahun 2023 Tingkat Kabupaten Ciamis

Grup band beraliran Jazz Rock ini memiliki rival sejatinya di Jepang bernama T-Square. Meskipun ada satu grup band bernama Chicken Shack, namun grup ini tidak sepopuler dua grup yang disebut diawal.

Tak hanya Grup Casiopea, jagat musik Jazz  Jepang sempat juga diwarnai dengan kehadiran gitaris Kazumi Watanabe yang secara debut karir bersamaan dengan lahirnya Casiopea.

Kazumi Watanabe pernah menjadi frontman untuk grup Fusion Jazz Jepang bernama Steps yang merupakan cikal bakal dari grup Steps Ahead dimana dia berkiprah sebagai gitaris.

Selain nama tersebut Jepang masih memiliki peniup Saxophone Sadao Watanabe yang namanya mendunia karena kerap menyertakan penyanyi-penyanyi dunia dalam beberapa rekaman albumnya.

Nama–nama lainnya ada penyanyi, penulis  lagu Tatsuro Yamashita yang telah merilis 19 album rekaman di Jepang dan beberapa diantara lagu-lagunya ada yang masuk dan nge Hits di Indonesia seperti “Morning Glory”, “Marmaid” dan lagu Jazz berbahasa Jepang “Rainy Walk” yang sempat bertengger di tangga nada lagu Jazz dunia pada paruh tahun 1980 an.

Baca Juga: Jalur Pendakian Puncak Salak Bogor-Sukabumi dan Kawah Ratu Ditutup Karena Gempa Meningkat

Masaki Matsubara yang permainan gitarnya ciamik menambah kontribusi Jepang sebagai penghasil musisi Jazz kelas dunia.

Berikutnya Jepang memiliki Pianis Hiroko Kokubu yang menjadi salah satu pianis perempuan yang namanya dikenal di kancah musik Jazz dunia.

Era selanjutnya Jepang juga turut menduniakan nama pianis dan penyanyi Yutaka Yokokura dan  pianis perempuan Keiko Matsui  yang juga berbicara di panggung Jazz internasional. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler