WISATA ADAT, Kampung Naga Cocok Buat Liburan Keluarga, Dijamin Instagramable

14 Juni 2022, 10:09 WIB
Wisata adat Kampung Naga cocok buat liburan keluarga dan dijamin instagramable. /Dok.DeskJabar/

DESKJABAR – Wisata adat Kampung Naga selain sudah dikenal para wisatawan domestik, juga sudah lama dikenal wisatawan mancanegara. Bahkan banyak dilakukan survey dan penelitian di kampung ini.

Suatu ketika pernah mengunjungi wisata adat ini menjelang malam, dan tiba di sana sudah gelap gulita. Di rumah-rumah kampung adat ini penerangan dari lampu lentera dengan bahan minyak tanah sudah menyala.

Karena panggilan tugas dari Desk Jabar waktu itu sengaja datang hingga larut malam, sekedar ingin mengetahui kehidupan di obyek wisata adat itu.

Baca Juga: Ridwan Kamil Adopsi Arkana Aidan Misbach? Hukum Adopsi Menurut Islam, Abdul Somad: Boleh, Asal Ingat 3 Hal Ini

Waktu itu sempat ikut berbuka puasa bersama di rumah kenalan yang kebetulan sebagai pegawai negeri sipil.

Kehidupan adat di Kampung Naga memang tidak membuat tabu warganya tentang penghidupannya, karena selain ada yang menjadi PNS, juga ada warganya yang sempat belajar di Jepang.

Desa tradisional Sunda dengan gubuk bambu beratap jerami yang terletak di lembah dan dikelilingi sawah. Lokasinya berada di Desa Neglasari, Kec. Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Baca Juga: WOW! Inilah 4 senjata FF Kelas Sultan Berharga Jutaan, Hanya Pemilik Akun Bertabur Diamond yang Membelinya

Untuk mencapai kesana mesti melalui tidak kurang dari 400 anak tangga, yang harus ditapaki sebelum sampai ke lembah tempat terhamparnya rumah-rumah panggung beratap ijuk.

Di tempat ini pernah sebanyak 50 kader lingkungan hidup dari empat kampung adat di Priangan Timur (Cangkuang, Pulo, Naga, dan Kuta) dikukuhkan oleh kementrian lingkungan hidup.

Mereka dilatih upaya pelestarian lingkungan hidup dalam peningkatan kapasitas masyarakat hukum adat dan kearifan lokal, yang terkait dengan perlindungan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) selama dua hari.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERKUAK, Misteri Lenyapnya Mobil BMW di TKP, Kini Terjawab

50 kader lingkungan hidup kampung adat itu diharapkan membangun komitmen tinggi agar mencegah kerusakan dan pencemaran alam.

Selain itu, menjadi panutan masyarakat dan akan jadi mitra pemerintah dan Kementrian LH. Diharapkan terhindar dari bencana lingkungan.

Kampung Naga sudah mewakili pencegahan kerusakan secara mikro dan tidak ada gangguan alih fungsi. Kawasan kampung adat nantinya akan dibuat pemetaan partisipatif.

Tepatnya kampung adat sudah memetakan daerah mana terkait hubungan leluhur dan kearifan.

Di sana bisa dilakukan pemanfaatan budidaya kebun, sawah, dan pemukiman. Tujuan besarnya agar kampung adat dapat dibawa ke kancah internasional agar tetap dilestarikan dan menjadi percontohan wilayah lain.

Ini sekelumit peristiwa yang terekam di Kampung Naga, yaitu stok minyak tanah bantuan untuk kampung ini yang jumlahnya 8.000 liter mulai menipis.

Stok minyak tanah itulah satu-satunya harapan warga agar kehidupan mereka tetap bisa berjalan.

Kampung adat yang berada di jalur jalan Tasikmalaya - Garut itu memang masih mengandalkan minyak tanah untuk keperluan sehari-hari.

Mereka tak bisa menggunakan bahan bakar lain karena ketentuan dari tetua adat. Jika pasokan minyak tanah habis, kampung itu terancam gelap gulita.

Kuncen Kampung Naga, Ade Suherlin, waktu itu mengungkapkan, kebutuhan minyak tanah untuk 108 Kepala Keluarga warga adat Kampung Naga sebanyak 1.000 liter per bulan.

Beruntung, Pemprov Jabar cepat tanggap dan segera menyelesaikan masalah pasokan minyak tanah.**

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler