DESK JABAR - Bagi Curug Hunter (pemburu Wisata Air Terjun) nama air terjun Madakaripura tentunya bukan nama yang terlalu asing. Air Tterjun tertinggi kedua di Indonesia ini sangat populer bagi wisatawan pecinta air terjun.
Berada dalam pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Wisata alam air terjun Madakaripura berdiri kokoh dengan dua curug (air terjun) kembar yang mengalir deras di ketinggian 200 meteran.
Curugan air yang jatuh ke bawah membentuk kolam dengan airnya berwarna kehijauan akibat pantulan warna dari pepohonan dan lumut yang tumbuh di sekitar air terjun.
Kedalaman kolam mencapai 5-7 meter, wisatawan yang tidak terlalu pandai berenang disarankan tidak untuk tidak berenang demi keamanan.
Tidak seperti bentuk air terjun lainnya, air terjun Madakaripura bentuknya seperti gua.
Wisatawan yang datang ke Madakaripura harus menyusuri jalanan setapak dahulu kemudian melewati bebatuan terjal dengan melangkah hati-hati menuju Madakaripura.
Yang khas dari air tejun Madakaripura ada pada tebing di sekeliling air terjun yang menyerupai ceruk dan bukit sehingga wisatawan seolah berada dalam termos raksasa.
Perjalanan mengasikan dengan panorama hutan yang lebat, aliran sungai yang jernih serta beberapa air terjun yang terletak di sebelah kanan menyapa Wisatawan yang datang ke Madakaripura.
Butuh waktu sekitar 45 menit untuk wisatawan melakukan perjalanan jalan kaki menuju ke dalam gua air terjun Madakaripura.
Udaranya yang sejuk membuat pengunjung dibuai dalam belaian alam yang harmoni. Sehingga perjalanan yang hampir satu jam ini pun tak akan teras berat.
Wisata air terjun Madakaripura dibuka untuk umum sejak tahun 1991 silam.
Penamaan Madakaripura sendiri menurut cerita dari mulut ke mulut, dijelaskan dulu kawasan ini merupakan tempat bertapanya Patih Gajah Mada dari kerajaaan Majapahit.
Baca Juga: Penyakit Akibat Jin Nasab Atau Khodam Leluhur Pada Manusia, Apakah Kamu Termasuk yang Memilikinya?
Mada = Gajah Mada, Kari = Peninggalan dan Pura yang artinya tempat sembahyang atau bertapa. Cerita ini diperkuat dengan dibangunnya patung Gajah Mada di pintu masuk menuju kawasan.
Karena tingginya air terjun dan tidak terlalu lebarnya kondisi kolam di bawahnya, membuat wisatawan tidak bisa leluasa mengambil foto secara utuh.
Pengambilan foto yang instagenik ini akan optimal jika diambil menggunakan Drone atau kamera dengan lensa wide.
Guyuran air dari atas terdengar sangat gemuruh dari dalam gua, saking kerasnya wisatawan yang datang ke sana disarankan untuk membeli jas hujan plastik.
Tiket yang diterapkan untuk pengunjung sebesar Rp 22.000 per orang diluar pemandu lokal yang akan mengantarkan wisatawan berkunjung sekaligus mengambil foto pengunjung.
Mereka sangat hapal spot mana saja yang bagus untuk diposting di media sosial.
Soal bayaran tinggal nego saja diawal dengan para pemandu yang siap mengantakan perjalanan wisatawan di Madakaripura.
Lokasi air terjun Madakaripura berada di Kab. Probolinggo, hanya berjarak 37 KM dari Terminal Bayu Angga Kabupaten Probolinggo.
Wisatawan bisa datang ke lokasi dengan menumpang mobil pribadi atau minibus jenis Elf yang siap mengantar ke lokasi.
Jika tidak punya waktu banyak, bagi wisatawan yang datang sendiri atau berdua bisa mencarter jasa ojek dengan bayaran sekitar Rp 85.000/ orang.
Konon aliran air terjun Madakaripura tidak pernah surut meski memasuki musim kemarau. Itulah sebabbya air terjun Madakaripura dijuluki sebagaiair terjun Abadi.
Nah tunggu apa lagi. Liburan panjang sudah menanti. Siapkan perjalanan ke Madakaripura sambil wisata ke Gunung Bromo, karena tempatnya tidak terlalu jauh. Mau? ***