KKN di Desa Penari, 6 Mahasiswa tak Ada yang Luput dari Gangguan Mahluk Gaib, Inilah Bagian Transkripnya

19 Mei 2022, 17:13 WIB
KKN di Desa Penari, 6 mahasiswa tak ada yang Luput dari gangguan mahluk gaib, inilah bagian transkripnya /Twitter @moviemenfess/

DESKJABAR – KKN di Desa Penari, jumlah penonton film bioskop terbaru itu terus menggelinding bak putaran salju, sehingga makin ke sini semakin membesar jumlahnya.

Perhatian terhadap film bioskop terbaru KKN di Desa Penari bukan saja terhadap penggemar film-film horor saja, melainkan sekelas menteri pun sempat memperhatikan dan mengulas film itu.

Transkrip maupun tulisan cerita dari akun Twitter KKN di Desa Penari hingga ribuan kali dibaca penggemar cerita-cerita horor.

Ini sedikit cuplikan transkrip film bioskop terbaru KKN di Desa Penari yang dicoba dituangkan dalam sebuah tulisan.

Seperti dilansir DeskJabar.com dari laman akun Twitter SimpleMan (@SimpleM81378523), dan seperti judul di atas 6 mahasiswa tak ada yang luput dari gangguan mahluk gaib. Inilah masing-masing sebagian transkripnya.

1. Widya ketika meminum kopi, padahal ia tak pernah minum sebelumnya. Ternyata air kopi itu terasa manis dan sampai habis diteguknya.

Padahal teman-teman mahasiswa lainya, jangan menghabis kopi, baru saja mencicipinya saja sudah dimuntahkan karena terasa pahit.

Baca Juga: Lokasi KKN di Desa Penari Itu Rowo Bayu Atau Alas Gumitir? Fakta Pak Sudirman VS Ciri dari Simpleman

Menurut pa Prabu, karena Widya diikuti makhluk gaib. Dan kopi yang disajikan Mbah Buyut pun bukan sembarang kopi, melainkan kopi yang bisa mengundang roh gaib.

Pawon rumah hanya ditutup dengan tirai, saat Widya menyibak tirai, ia melihat Nur, temannya, sedang meneguk air dari kendi, lengkap dengan mukenanya.

Widya mematung, diam, lama sekali, sampe Nur yang meneguk dari kendi melihatnya. Mata mereka saling memandang satu sama lain.

"Lapo Wid" (kenapa Wid?) tanya Nur.

Widya masih diam, Nur pun mendekati Widya, sontak Widya langsung lari ke luar, dan melihat isi kamar, ternyata di sana, tidak ada Nur.

Tangan kiri Widya masih memegang teko, sedangkan tangan kanannya, terangkat lalu dimasukkan ke dalam mulut, Widya berusaha mengambil sesuatu, ada dua sampai tiga helai rambut hitam, panjang, dan itu keluar dari dalam mulut Widya.

Semua yang menyaksikannya, beringsut mundur. Kaget. Begitu penutup tekonya dibuka, di dalamnya, ada segumpal rambut, benar-benar segumpal rambut dengan air di dalamnya.

Nur yang melihatnya langsung bereaksi. "Aku mau yo ngombe teko kunu, gak eroh aku onok barang ngunu'ne" (tadi aku juga minum dari situ, gak tau ada begituannya).

Baca Juga: 4 Fakta Menarik di Balik Pembuatan Film KKN di Desa Penari

Widya muntah sejadi-jadinya, saat keadaan tegang seperti itu, Anton tiba-tiba mengatakan "awakmu diincer yo Wid, jare mbahku, nek onok rambut gak koro metu, iku biasane nek gak di santet yo di incer demit" (kamu diincar ya Wid, kata mbahku, kalau tiba-tiba muncul rambut, itu biasanya kalau gak disantet ya diincar makhluk halus).

Nur kemudian berkata, "Wid, opo penari iku jek ngetuti awakmu, soale ket wingi aku wes ra ndelok gok mburimu maneh"(Wid, apa penari itu masih ngikutin kamu, soalnya dari kemarin aku belum lihat dia di belakangmu)."

Berhari-hari setelah pengakuan Nur itu, membuat Widya semakin was-was. Ia jatuh sakit selama tiga hari, dan selama itu juga, Widya hanya terbaring di atas tikar kamar.

Nur tidak melanjutkan lagi ceritanya, karena katanya ia sudah salah mengatakannya, seharusnya ia menahan cerita itu.

Widya hanya mengulang kalimat mbah Buyut "jangan menolak pemberian tuan rumah" sejatinya, Wahyu dan Widya sudah benar, meski ia tahu semua itu ganjil.

Namun mereka harus tetap mencicipinya, yang jadi masalahnya, hanya Widya yang sadar, bahwa yang menemani mereka bukanlah manusia.

2. Anton melihat Bima ngomong sendiri, dan seringkali melihatnya berlari ke luar rumah.

3. Ayu, punya cerita sendiri dan di sini tidak mengulas pengalamannya, karena takut tulisan terlalu panjang.

4. Wahyu, melihat seorang penari di panggung, tapi ia bingung, apakah hanya perasaan saja, mata si penari beberapa kali mencuri pandang pada Widya.

Ia seperti mengenal penari itu, tapi, tidak ada yang tau siapa si penari, sampai si bapak tua kembali, menawarkan makanan pada mereka.

Di tempat terpisah, tanpa membuang-buang waktu, alih-alih ia istirahat, Wahyu dengan suara menggebu-gebu bercerita kalau baru saja mengalami kejadian tidak mengenakan atas insiden motor.

Ia sampai dibantu, orang kampung, tidak lupa, ia bercerita tentang penari yang ia temui, kecantikannya, ia ceritakan semua.

Tapi, bukan sambutan yang Wahyu dapat, malah tatapan kebingunganlah yang pertama Wahyu lihat.

"Ra onok Deso maneh nang kene" (tidak ada desa lagi di sini) kata Bima, Wahyu yang mendengar itu tidak terima.

5. Nur, kemasukan roh wanita uzur. Nur tertawa semakin kencang, tertawanya benar-benar menyerupai tertawa yang membuat Widya diam takut.

6. Bima sering kesurupan dan tidur bersama wanita. Tapi ternyata teman-temannya tak melihat kalau perempuan keluar rumah dan ketika diintip tidak ada siapa-siapa.

Sebenarnya ceritanya masih panjang, tapi kali ini dicukupkan dulu sampai di sini.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Twitter @SimpleM81378523

Tags

Terkini

Terpopuler