Konsumsi Daging Sapi di Bandung Diprediksi Turun Signifikan

- 21 Oktober 2020, 16:58 WIB
Ternak sapi lokal
Ternak sapi lokal /DeskJabar/Kodar Solihat

DESKJABAR – Konsumsi daging sapi masyarakat di Kota Bandung diprediksi akan mengalami penurunan signifikan sampai akhir tahun 2020. Menurunnya daya beli masyarakat akibat dampak pandemi Covid-19, ditambah kenaikan harga daging sapi impor terindikasi menjadi penyebabnya.

Kepala UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Ciroyom Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Endang Priatna, yang dikonfirmasi DeskJabar, Rabu, 21 Oktober 2020, menyebutkan, diprediksi untuk tahun ini konsumsi daging sapi akan turun kisaran 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini lebih disebabkan  daya beli masyarakat dan kenaikan harga sapi inpor.

Disebutkan, saat ini harga daging sapi per kilogram hidup naik menjadi Rp 48.000 dari semula Rp. 44.500.

Menurut Endang Priatna, saat ini harga daging sapi di pasar masih kisaran Rp. 110.000 - 120.000/kg. Namun menurut para pengusaha,  dengankenaikan harga per kilogram hidup tersebut, harganya harus naik ke kisaran Rp 130.000 – 150.000/kg.

“Tampaknya, kenaikan harga tersebut cukup berat. Sebab,  bersaing dengan daging beku impor,” ujarnya.

Fenomena serupa, menurut Endang Priatna, juga terjadi untuk sapo lokal yang juga harganya ikut naik untuk per kilogram hidup. Lain halnya untuk harga daging beku impor, harga pada kisaran Rp 90.000 – 100.000/kg.

Baca Juga: Beternak Sapi Daging Kelas Premium Kini Lebih Mudah

Perbanyakan

Sementara itu, Menteri Pertanian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau proses Inseminasi Buatan (IB) sapi lokal dan internasional di laboratorium dan kandang utama Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor. Mentan memantau produksi peranakan hingga perawatan sapi melalui sentuhan teknologi canggih.  

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x