Petani Perkebunan Tembakau di Kabupaten Bandung Gencarkan Indikasi Geografis

- 18 Agustus 2023, 07:08 WIB
Kalangan petani perkebunan tembakau di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memperoleh sosialisasi indikasi geografis.
Kalangan petani perkebunan tembakau di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memperoleh sosialisasi indikasi geografis. /dok Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat

DESKJABAR – Usaha perkebunan tembakau di Jawa Barat menggencarkan indikasi geografis. Adanya indikasi geografis tembakau Sumedang, juga digencarkan di Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Bandung sebagai kekuatan promosi komoditas tembakau.

 

 

Gencarnya promosi indikasi geografis usaha tembakau Sumedang, juga dilakukan bagi petani perkebunan di Jawa Barat lainnya. Sebab, tembakau Sumedang diketahui juga sangat bagus diproduksi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.

Diketahui, usaha perkebunan rakyat di Jawa Barat memiliki sejumlah indikasi geografis yang sudah terdaftar dan dilindungi. Salah satunya, adalah tembakau mole dan tembakau hitam Sumedang yang sudah terdaftar sejak 25 April 2011. Sebab, akan berpengaruh kepada standar harga yang baik.

 Baca Juga: Petani Perkebunan Karet di Garut, Peroleh Penyuluhan Cara Meningkatkan Produktivitas

Sosialisasi

Pihak Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Bidang Sumber Daya Perkebunan (SDP) sudah melakukan melaksnakan Sosialisasi Indikasi Geografis Tembakau Jawa Barat, bertempat di Aula DPC APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia) Kabupaten Bandung, Selasa, 14 Agustus 2023.

Kegiatan ini dilaksakan bertujuan meningkatkan kembali pemahaman mengenai manfaat Indikasi Geografis dalam menunjang peningkatan kualitas produk khususnya komoditas tembakau serta pentingnya Indikasi Geografis dan tata cara pengawasan.

 

Peserta pada kegiatan ini yaitu petani dan pelaku di bidang perkebunan di Kabupaten Bandung sebanyak 30 orang. Para petani tembakau di Kabupaten Bandung diberikan pemahaman kekhasan dari lingkungan agroklimat tempat budidaya maupun cara pengolahan pasca panen.

 Baca Juga: Terios Jadi Primadona di Kawasan pertambangan dan Perkebunan, Penjualannya Meningkat di Semester 1

Narasumber yang dihadirkan diantaranya dari, Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM Jawa Barat, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten, Gapperindo DPD Jawa Barat, serta APTI DPD Jawa Barat.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail mengatakan, indikasi geografis seringkali dipromosikan sebagai insiator pembangunan wilayah perdesaan. Sebab, memiliki daya ungkit yang besar terhadap pemramsalahan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

 

Menurut Jafar Ismail, indikasi geografis termasuk untuk komoditas tembakau, meliputi aspek ekologi (melalui produksi yang berkelanjutan), sosial (melalui proses kolektif), ekonomi (melalui nilai tambah produk), serta kultural (melalui penguatan sejarah dan latar belakang kultural produk).

“Argumentasi ini didasatkan pengalaman-pengalaman empiris pada produk indikasi geografis di negara-negara maju. Pada akhirnya dapat menjaga standar harga yang baik bagi produk yang dilindungi,” ujar Jafar Ismail.

Kepala Bidang Sumber Daya Perkebunan, Ir Arniati Rahim, MM senada penyuluh pertanian ahli muda Adi Firmansyah, SP mengatakan, pentingnya indikasi geografis harus muncul dari bawah, yaitu dari para petani dan masyarakay petani tembakau sendiri.

“Sebab, akan berkaitan kesungguhan menjaga dan melindungi indikasi geografis, dengan mengetahui bahwa komoditas yang mereka usahakan dilindungi pemerintah,” ujar Agus Sutirman. ***

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x