Baca Juga: Perkebunan, Perang Rusia vs Ukraina, Ekspor Kopi Jawa Barat Tetap Bagus ke Banyak Negara
Kegiatan dimaksud, adalah mitigasi dan adaptasi meliputi pembangunan embung, penerapan budidaya tanaman yang baik sesuai teknis budidaya kopi, pembuatan rorak, pembuatan biopori, pembangunan pipanisasi dengan pemanfaatan panen air.
Sasaran dan ekspor
Juga dilakukan pemanfaatan pupuk organik berasal dari limbah kotoran ternak dan sisa tanaman dengan mengintegrasikan pemeliharaan hewan domba untuk pemanfaatan bahan dasar pupuk organik serta alat pengolah kompos.
“Sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim adalah memfasilitasi penanganan dampak perubahan iklim. Serta, pengurangan resiko kekeringan dalam mendukung peningkatan produksi dan produktiivitas tanaman kopi secara berkelanjutan,” ujar Fajar Abdillah.
Baca Juga: Kenangan Ramadhan di Garut, Kereta Api Si Gombar Sering Menjadi Hiburan Ngabuburit
Sedangkan kegiatan ini bertujuan yaitu penerapan model atau aplikasi teknologi adaptasi kekeringan pada tanaman kopi melalui demplot mitigasi, dan adaptasi kekeringan sub sektor perkebunan berlokasi di wilayah rawan kekeringan.
Fungsional POPT Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Mochamad Sopian Ansori, menyebutkan, upaya optimalisasi fisik tanaman kopi di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bandung Barat itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan musim kemarau panjang tahun 2022.
Apalagi, katanya, ekspor kopi asal Jawa Barat tetap berjalan, sehingga produksi harus tetap kontinyu dengan kondisi dan kualitas bagus. Musim kemarau disiasati dengan penyediaan air bagi tanaman kopi.