DESKJABAR – Pihak Kementan menyampaikan, produksi ayam dikendalikan selama pandemi Covid-19, untuk menghindari kerugian peternak sehingga obral jualannya.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan, menyatakan, mengacu data distribusi bibit ayam (day old chicken/DOC FS), potensi pengembangan ekternal farm di luar perusahaan integrator relatif besar dan berpotensi tinggi membanjiri live bird yaitu ayam potong hidup di pasar tradisional.
Namun, disebutkan, peredaran ayam hidup di pasar becek sulit dikendalikan dan rentan terhadap fluktuasi harga.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, di Jakarta, Jumat, 23 Juli 2011, menyampaikan, upaya pengendalian produksi DOC FS dilakukan melalui afkir dini PS dan cutting telur tetas (HE) fertil umur 19 hari.
Baca Juga: Biodata dan Agama Gita Sinaga Artis Sinetron Suara Hati Istri yang Tayang di Indosiar
Menurut dia, pengaruh dari pengendalian produksi DOC FS berkorelasi positif terhadap pergerakan harga live bird (LB) membaik di tingkat peternak (>HPP).
“Salah satunya dengan menjaga keseimbangan supply and demand, dengan cara melakukan pengendalian produksi DOC FS disesuaikan dengan demand ayam ras,” ujar Nasrullah melalui siaran pers.
Disebutkan, cutting HE dan afkir dini PS telah terbukti efektif secara signifikan berdampak terhadap perbaikan dan stabilitas harga ayam potong (livebird) di tingkat peternak.
Ia menjelaskan, peredaran DOC FS menjadi berkurang akibat afkir dini PS dan cutting HE, sehingga pembibit diarahkan tetap memprioritaskan penyediaan DOC FS kepada peternak UMKM dengan harga sesuai acuan Permendag.