Menteri BUMN Erick Thohir Diharapkan Mampu Kembangkan Produk Syariah dan UMKM

- 24 Januari 2021, 06:00 WIB
ILUSTRASI  - Menteri BUMN sekaligus Ketua MES (kiri) bersama Menkeu Sri Mulyani (kedua kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kanan) serta Wakil Presiden Ma'ruf Amin padasatu acara di Jakarta.
ILUSTRASI - Menteri BUMN sekaligus Ketua MES (kiri) bersama Menkeu Sri Mulyani (kedua kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan) dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kanan) serta Wakil Presiden Ma'ruf Amin padasatu acara di Jakarta. /ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/

DESKJABAR - Terpilihnya Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang baru, diharapkan  Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto dapat mendorong pengembangan produk ekonomi syariah menjangkau pelaku UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.

"Terkait pengembangan ke depan, mudah-mudah bapak Menteri BUMN Erick Thohir bisa melihat urgensi pengembangan produk ekonomi syariah di Indonesia bisa menjangkau hingga pelaku ekonomi bawah yakni UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah," ujar Eko saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu 23 Januari 2021.

Baca Juga: Fakta-Fakta Kebangkitan Ekonomi Indonesia 2021, yang Utama Vaksinasi Covid-19

Baca Juga: Sandiaga Uno: 30 juta Lapangan Kerja di Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 97 persen di UMKM

Menurut dia, kalau manfaat produk ekonomi syariah yang banyak jenisnya ini bisa dirasakan hingga ke pelaku UMKM dan MBR bisa mendapatkan akses permodalaan serta KPR melalui kanal syariah, maka hal tersebut bisa menjadi investasi jangka panjang untuk kegiatan perekonomian syariah sendiri.

Masyarakat umum, katanya,  akhirnya bisa melihat dan merasakan manfaat pembiayaan dari perekonomian syariah ternyata tidak ada bedanya dengan mengakses pembiayaan dari perekonomian konvensional, bahkan mungkin model perekonomian syariah dinilai lebih menguntungkan bagi pelaku UMKM dan MBR.

"Cara agar UMKM dan MBR bisa merasakan beragam manfaat perekonomian syariah adalah dengan mempermudah mereka untuk mengakses pembiayaan," kata ekonom Indef tersebut.

Dia memandang sebetulnya secara keseluruhan perkembangan ekonomi syariah yang sedemikian pesat di era Presiden Joko Widodo merupakan imbas dari dampak positif dari percepatan digitalisasi. Digitalisasi yang pada era sebelumnya belum memungkinkan, tiba-tiba saat ini menjadi bisa dilakukan.

Wakil Direktur Indef menyebut  fintech yang memicu berbagai jenis turunan produk ekonomi syariah sedemikian banyaknya seperti asuransi syariah, fintech syariah, pendanaan syariah untuk perumahan dan sebagainya.

Baca Juga: Presiden Jokowi: OJK Jangan Mandul, Harus Keluar Taringnya

Baca Juga: OJK Perpanjang Relaksasi Restrukturisasi Kredit Selama Setahun

"Sebenarnya dulu perekonomian syariah memang sudah ada dan berjalan, namun sayangnya dalam hal skala tidak begitu pesat dibandingkan sekarang," kata Eko.

Saat ini kendati secara keseluruhan perekonomian syariah belum bisa mengimbangi perekonomian konvensional, kata Eko, namun diferensiasi produk ekonomi syariah sekarang semakin banyak sebagai akibat buah dari pesatnya kemajuan teknologi informasi.

"Saya juga melihat ada momentum untuk melakukan transformasi ekonomi syariah, salah satunya melalui merger tiga bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia. Ini harus dilakukan karena kalau tidak skala bank syariah tidak mengalami peningkatan, dan pada akhirnya tidak memiliki kompetensi untuk bersaing dengan bank-bank konvensional," kata ekonom Indef tersebut.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x