Bibit Pohon Kelapa Genjah Sedang Banyak Peminatnya

31 Oktober 2020, 07:06 WIB
Sejumlah personel Balai Pengembangan dan Produksi Benih Perkebunan Dinas Perkebunan Jawa Barat menyalurkan benih pohon kelapa genjah. /Balai Pengembangan dan Produksi Benih Perkebunan Dinas Perkebunan Jawa Barat

DESKJABAR – Pemintaan masyarakat terhadap bibit tanaman kelapa genjah mengalami peningkatan tajam. Varietas tanaman tersebut diminati, karena hanya dalam waktu tiga tahun sudah berbuah, dan tingginya hanya 1 meter.

Kepala Balai Pengembangan dan Produksi Benih Perkebunan Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dudung A Suganda, di Bandung, kepada DeskJabar, Sabtu, 31 Oktober 2020, menyebutkan, para peminat kelapa genjah tersebut beragam baik dari masyarakat dan segmen usaha.

Disebutkan, bisnis kelapa sekarang kembali menggairahkan, dimana kelapa asal Jawa Barat sangat diminati ekspor karena kualitasnya bagus. Apalagi, kelapa memiliki produk turunan yang banyak.

Mengapa yang diminati kelapa genjah, menurut Dudung A Suganda, karena sosoknya yang berproduksi cepat dan posturnya pendek. Tipe pohon kelapa seperti ini, memudahkan dalam segmen pembudidayaan dan panenan.

Produksi pertama kelapa genjah sudah diraih hanya dalam waktu tiga tahun dan tingginya hanya satu meter serta berbuah lebat. Sosok tanaman ini menjadikan tanaman kelapa genjah, termasuk jenis salak, menjadi sangat menarik. 

Kelapa dalam juga diminati oleh eksportir kelapa dan produk turunannya sebab bahan baku kelapa butiran hanya 40% di Jabar.  “Kualitas kelapa Jawa Barat sangat bagus dibanding dengan luar Pulau Jawa, karena tekstur tanahnya yang berbeda,” ujar Dudung A Suganda.

Khusus bisnis kelapa, disebutkan pula, kini sudah kembali berjalan walau pun masih pandemi corona (Covid-19). Fenomena ini pun memberikan pengaruh baik bagi pemasaran kelapa, disamping juga permintaan pasar domestik yang meninggi kembali.

 

Pohon kelapa genjah yang sudah berproduksi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kementerian Pertanian

Data ekspor

Dudung A Suganda juga menunjukan data dari Badan Karantina Pertanian melalui Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Bandung, yang menyebutkan, produk-produk turunan berbahan kelapa dalam, laris diekspor pada bulan September 2020.

Ada pun produk-produknya, adalah air kelapa ke Amerika Serikat, tepung kelapa ke Jepang, Brazil, dll, kelapa bulat ke Australia dan Pakistan, serta arang kelapa ke Spanyol dan Belanda.

Sementara itu di Sumatera Utara, produksi kelapa dari provinsi tersebut diekspor dalam bentuk santan beku ke Thailand dengan tahap awal sebanyak 54 ton senilai Rp 2 miliar.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul, di Medan, Minggu, 25 Oktober 2020, dikutip Antara, mengatakan, santan beku (coconut cream) yang diekspor itu merupakan yang pertama kali. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler